When you run so fast to get somewhere, you miss the fun of getting there.
Life is not a race, so take it slower.
Hear the music before the song is over.
You are part of the puzzle of someone else's life.
You may never know where you fit but others will fill the holes in their lives with pieces of you.
So if you run out of reasons to live, remember that someone else's life may never be complete without you in it.

Tuesday, June 26, 2012

TIDUR, VITAL BAGI KESEHATAN

Tidur Siang

Pernahkah Anda merasa kantuk yang tak tertahankan setelah makan siang? Hal ini tidak selalu merupakan tanda bahwa Anda kurang tidur. Adalah normal untuk merasa kantuk setelah jam makan siang karena menurunnya temperatur tubuh secara alami. Selain itu, para ilmuwan belum lama ini telah menemukan suatu protein yang disebut hipokretin, atau oreksin, yang diproduksi dalam otak, dan membantu kita tetap terjaga. Apa kaitan antara hipokretin dan makanan?


Pada waktu kita makan, tubuh memproduksi leptin untuk mengesankan diri bahwa kita kenyang. Tetapi, leptin menghambat produksi hipokretin. Dengan kata lain, semakin banyak leptin dalam otak, semakin kurang hipokretin dan semakin besar rasa kantuk. Kemungkinan, itulah sebabnya di beberapa negeri orang melakukan siesta—istirahat di hari kerja yang memungkinkan orang tidur sebentar setelah makan siang.

’Pemberi-Gizi Utama Alami’

Kira-kira dua jam setelah kita tertidur, mata kita mulai bergerak cepat bolak-balik. Pengamatan atas fenomena ini mengarahkan para ilmuwan untuk membagi tidur ke dalam dua fase dasar: tidur REM (rapid eye movement, atau gerakan mata cepat) dan tidur non-REM. Tidur non-REM dapat dibagi lagi menjadi empat tahap, yang secara berangsur-angsur menuju tidur pulas. Selama tidur malam yang sehat, tidur REM muncul beberapa kali, berselang-seling dengan tidur non-REM.

Kebanyakan mimpi terjadi selama tidur REM. Tubuh juga mengalami relaksasi otot maksimum, yang memungkinkan orang bangun dengan merasakan kesegaran fisik. Selain itu, beberapa peneliti berpendapat bahwa selama tahap tidur ini, informasi yang baru diperoleh akan tertanam kuat sebagai bagian memori jangka panjang kita.

Selama tidur pulas (tidur non-REM tahap 3 dan 4), tekanan darah dan detak jantung kita mencapai kisaran yang lebih rendah, memungkinkan sistem sirkulasi beristirahat dan membantu menangkal penyakit kardiovaskular. Selain itu, produksi hormon pertumbuhan mencapai puncaknya selama tidur non-REM, dan beberapa remaja memproduksi 50 kali lebih banyak hormon pertumbuhan pada malam hari daripada siang hari.

Tidur juga kelihatannya mempengaruhi selera makan kita. Para peneliti telah menemukan bahwa tidur benar-benar merupakan, kata Shakespeare, ”pemberi-gizi utama dalam perjamuan kehidupan”. Otak kita menafsirkan kurang tidur sebagai kurang makan. Sewaktu kita tidur, organisme kita mensekresi leptin, hormon yang biasanya memberi tahu tubuh bahwa kita telah cukup makan. Apabila kita tetap terjaga lebih lama daripada yang seharusnya, tubuh kita kurang memproduksi leptin, dan kita merasa sangat menginginkan lebih banyak karbohidrat. Jadi, kurang tidur dapat mengarah kepada meningkatnya pengkonsumsian karbohidrat, yang selanjutnya dapat mengarah kepada obesitas.

Tetapi, itu belum semuanya. Tidur mempermudah tubuh kita memetabolisme radikal bebas—molekul yang konon mempengaruhi penuaan sel dan bahkan menyebabkan kanker. Dalam suatu penelitian belum lama ini yang dilaksanakan oleh University of Chicago, 11 pemuda sehat diperbolehkan tidur hanya empat jam sehari selama enam hari. Pada akhir periode ini, kinerja sel-sel tubuh mereka seperti sel-sel orang yang berusia 60 tahun, dan tingkat insulin darah mereka sebanding dengan tingkat insulin penderita diabetes! Kurang tidur bahkan mempengaruhi produksi sel darah putih dan hormon kortisol, membuat seseorang lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit sirkulasi.

Tak diragukan lagi, tidur itu vital bagi kesehatan tubuh dan pikiran. Menurut peneliti William Dement, pendiri pusat penelitian tidur yang pertama, di Stanford University, AS, ”tidur tampaknya menjadi indikator terpenting tentang berapa lama Anda akan hidup”. Deborah Suchecki, peneliti di pusat penelitian tidur di São Paulo, Barsil, mengomentari, ”Jika orang-orang tahu apa yang terjadi dalam tubuh yang kurang tidur, mereka akan berpikir dua kali mengenai kesimpulan bahwa tidur itu buang-buang waktu atau hanya bagi orang malas.”

DAMPAK KURANG TIDUR

DAMPAK JANGKA PENDEK

▪ Mengantuk
▪ Suasana hati yang berubah-ubah
▪ Kehilangan daya ingat jangka pendek
▪ Kehilangan kapasitas berkarya, berencana, dan melakukan kegiatan
▪ Kehilangan konsentrasi

DAMPAK JANGKA PANJANG

▪ Obesitas
▪ Penuaan dini
▪ Kelelahan
▪ Meningkatnya risiko infeksi, diabetes, penyakit kardiovaskular, dan penyakit lambung dan usus
▪ Kehilangan daya ingat yang kronis




source:
Sedarlah! Maret 2003

No comments:

Post a Comment