When you run so fast to get somewhere, you miss the fun of getting there.
Life is not a race, so take it slower.
Hear the music before the song is over.
You are part of the puzzle of someone else's life.
You may never know where you fit but others will fill the holes in their lives with pieces of you.
So if you run out of reasons to live, remember that someone else's life may never be complete without you in it.

Monday, June 25, 2012

Mengamati Dunia "REMAJA"


Remaja-Remaja yang Kurang Tidur

Beberapa spesialis yang meneliti gangguan tidur di Australia dan Amerika Serikat yakin bahwa mungkin ada faktor-faktor lain yang dapat dijadikan penyebab kebiasaan terlambat bangun para remaja, selain TV, sifat memberontak, atau kemalasan, demikian majalah Asiaweek melaporkan. Pakar masalah tidur asal Australia, Dr. Chris Seton, mengatakan bahwa perubahan hormon dan pertumbuhan yang pesat dapat dikaitkan dengan kecenderungan banyak remaja untuk terlambat bangun. Mulai usia sembilan tahun, kebutuhan tidur seorang remaja bertambah. Akan tetapi, dalam suatu survei atas 3.000 siswa AS berusia antara 17 hingga 19 tahun, 85 persen mengalami kurang tidur. The New York Times melaporkan bahwa akibatnya adalah siswa-siswa yang senantiasa memerangi kantuk, khususnya pada mata pelajaran di pagi hari. ”Anak-anak ini sangat kurang tidur,” demikian Profesor James B. Maas dari Cornell University mengomentari, ”sehingga mereka nyaris tampak seperti orang teler.” Para pakar yakin bahwa remaja membutuhkan sekurang-kurangnya delapan setengah jam tidur pada malam hari.

Anak Muda Bermasa Depan Suram

”Hampir setengah dari penduduk dunia berusia kurang dari 25 tahun—generasi muda terbesar dalam sejarah,” kata laporan PBB, State of the World Population, untuk tahun 2003. Bagaimana masa depan anak-anak muda ini? Menurut The Independent dari London, ”Dr Thoraya Obaid, kepala Dana Populasi PBB, mengatakan bahwa generasi muda yang terbesar dalam sejarah ini menghadapi bahaya yang tiada duanya akibat Aids dan penyakit-penyakit lain yang ditularkan lewat hubungan seks, pernikahan dan kehamilan dini, keluarga berantakan, narkoba, kekerasan, dan perbudakan seks.” Misalnya, separuh dari semua kasus HIV terjadi pada remaja berusia 15 hingga 24 tahun. Diperkirakan bahwa di antara kaum remaja, satu infeksi baru terjadi setiap 14 detik. Risiko kematian selama kehamilan dan persalinan pada remaja dua kali lebih besar daripada orang dewasa. Kabarnya, sebanyak empat juta anak muda terlibat dalam perbudakan seks setiap tahunnya.

Pubertas Dini

”Pubertas dimulai semakin dini saja,” lapor surat kabar Jerman Berliner Zeitung. Bukan lagi hal yang aneh bahwa masa kanak-kanak berakhir, setidaknya secara biologis, saat seorang anak berusia antara 10 dan 12 atau bahkan lebih awal. Para peneliti di seputar dunia telah mengamati kecenderungan ini tetapi tidak tahu pasti apa penyebabnya. Semakin baiknya nutrisi dan berkurangnya penyakit menular disebutkan sebagai beberapa kemungkinannya. Yang lain menyalahkan zat-zat beracun yang ada di lingkungan, khususnya yang meniru efek hormon estrogen wanita. Apa pun penyebabnya, kematangan seksual dini dapat mengarah kepada aktivitas seksual dini. ”Sering kali, dari masa balita hingga pengalaman seksual yang pertama, rentang waktunya hanya beberapa tahun,” kata surat kabar tersebut.

Anak-Anak yang Kejam

Anak-anak yang membunuh, merampok, memperkosa, dan menyiksa didapati di banyak negeri dan insiden kekejaman dan kebrutalan kian meningkat. Jumlah pembunuhan yang dilakukan di Amerika Serikat oleh remaja di bawah usia 18 tahun meningkat 85 persen dalam lima tahun terakhir. Yang juga meresahkan adalah sikap semaunya yang diperlihatkan oleh banyak anak berandal. Apa yang menyebabkan perubahan ini? ”Masyarakat kita yang agresif, dengan standarnya yang merosot, telah membuat kekerasan menjadi hal yang dapat diterima,” kata majalah berita Jerman Der Spiegel. ”Ukuran yang jelas terhadap benar dan salah, baik dan buruk . . . benar-benar tidak dapat dikenali dewasa ini.” Ia menambahkan, ”Penjahat-penjahat muda juga menjadi korban. Mereka merupakan cermin diri dari dunia orang dewasa yang di dalamnya mereka bertumbuh. . . . Setiap anak yang berperilaku kejam telah mengamati dan menyerap sifat-sifat kejam yang tidak terbayangkan.” Melalui TV, anak-anak melihat ”kekejaman dari seluruh planet”. Mereka dipengaruhi oleh video yang berisi kekejaman, mainan komputer, dan lagu-lagu yang memuliakan pembunuhan dan tindak kekejaman lainnya. Acara TV mempropagandakan kekejaman sebagai cara yang logis untuk menyelesaikan persoalan dan mengatasi pertengkaran. ”Kita telah menjadi masyarakat yang tidak manusiawi,” kata profesor psikologi Stefan Schmidtchen, ”dan anak-anak kita sedang mengembangkan hal itu juga.”

Anak-Anak yang Tidak Dapat Berkomunikasi

Orang tua sekarang sudah semakin jarang bercakap-cakap dengan anak-anak mereka sewaktu makan atau membacakan cerita sebelum tidur dibanding orang tua pada generasi sebelumnya. ”Anak-anak yang masuk SD masih berbicara seperti anak baru berusia 18 bulan dan jumlah anak yang tidak sanggup menyusun kalimat sederhana kian meningkat,” lapor The Times dari London. Di Inggris, ”18 persen anak usia 5 tahun (lebih dari 100.000 anak) tidak dapat bertutur kata sebagaimana diharapkan dari anak-anak seusia mereka”. Maka, banyak anak yang tidak bisa memahami perintah sederhana atau menyatakan kebutuhannya ibarat ”orang asing di kelas”, tidak mampu mengikuti pelajaran.



No comments:

Post a Comment