Bagian 4:
Daya Ingat dan Lebih Banyak Lagi!
Sewaktu Anda memandang sepintas lalu ke sebuah cermin, Anda mungkin memikirkan bagaimana rupa Anda sewaktu Anda lebih muda, bahkan membandingkannya dengan bagaimana rupa Anda kelak atau bagaimana rupa Anda setelah menggunakan kosmetik. Pikiran ini dapat muncul tanpa disadari, namun sesuatu yang sangat istimewa sedang terjadi, sesuatu yang tidak dapat dialami oleh seekor binatang pun.
Tidak seperti binatang, yang sebagian besar hidup dan bertindak menurut kebutuhan saat ini, manusia dapat merenungkan masa lampau dan merencanakan masa depan. Kunci untuk melakukan itu adalah kapasitas daya ingat otak yang nyaris tidak terbatas. Memang, binatang memiliki daya ingat dalam tingkat tertentu, sehingga mereka dapat menemukan jalan pulang atau mengingat di mana makanan dapat ditemukan. Daya ingat manusia jauh lebih besar. Seorang ilmuwan memperkirakan bahwa otak kita dapat menampung informasi yang ”akan mengisi kira-kira dua puluh juta jilid buku, sama banyaknya seperti dalam perpustakaan-perpustakaan yang terbesar di dunia”. Beberapa ilmuwan saraf memperkirakan bahwa selama suatu jangka hidup rata-rata, seseorang menggunakan hanya 1/100 dari 1 persen (0,0001) kapasitas otaknya yang potensial. Anda mungkin bertanya, ’Mengapa kita memiliki otak dengan kapasitas yang begitu besar sehingga selama masa hidup yang normal, kita hampir tidak menggunakan satu bagian daripadanya?’
Otak kita juga bukan sekadar suatu tempat penyimpanan informasi yang luas, seperti sebuah supercomputer. Dua profesor biologi, Robert Ornstein dan Richard F. Thompson, menulis, ”Kesanggupan pikiran manusia untuk belajar—untuk menyimpan dan mengingat informasi—adalah fenomena terhebat dalam dunia makhluk hidup. Segala sesuatu yang membuat kita menjadi manusia—seperti bahasa, pikiran, pengetahuan, kebudayaan—adalah hasil kesanggupan yang luar biasa ini.”
Lagi pula, Anda memiliki pikiran yang tanggap. Pernyataan itu mungkin tampak mendasar namun, meringkaskan sesuatu yang tidak diragukan membuat Anda unik. Pikiran telah digambarkan sebagai ”wujud yang sulit dipahami tempat kecerdasan, pengambilan keputusan, persepsi, kewaspadaan dan kesadaran akan diri Anda, berdiam”. Seperti anak-anak sungai, sungai-sungai kecil, dan sungai-sungai besar mengalir ke laut, demikian pula daya ingat, gagasan, gambar, suara, dan perasaan senantiasa mengalir ke dalam atau melalui pikiran kita. Kesadaran, menurut sebuah definisi, adalah ”persepsi mengenai apa yang melewati pikiran manusia sendiri”.
Para peneliti modern telah membuat kemajuan besar dalam upaya untuk mengerti susunan fisik otak dan beberapa proses elektrokimia yang terjadi di dalamnya. Mereka juga dapat menjelaskan rangkaian arus listrik dan bekerjanya sebuah komputer mutakhir. Namun, terdapat perbedaan yang sangat besar antara otak dan komputer. Dengan otak Anda, Anda sadar dan tanggap akan eksistensi Anda, namun tidak demikian dengan sebuah komputer. Mengapa berbeda?
Terus terang, bagaimana dan mengapa kesadaran muncul dalam proses fisik pada otak kita adalah suatu misteri. ”Saya tidak menemukan bidang sains mana pun yang dapat menjelaskan hal itu,” demikian komentar seorang ahli biologi saraf. Juga, Profesor James Trefil mengamati, ”Sebenarnya, apa makna kesadaran bagi manusia . . . adalah satu-satunya pertanyaan utama dalam sains yang bahkan tidak kita ketahui cara menanyakannya.” Salah satu alasannya adalah karena para ilmuwan menggunakan otak untuk mencoba mengerti otak. Dan, sekadar mempelajari fisiologi otak boleh jadi tidak cukup. Kesadaran adalah ”salah satu misteri terbesar dari eksistensi”, demikian pengamatan Dr. David Chalmers, ”namun pengetahuan mengenai otak saja mungkin tidak membantu [para ilmuwan] untuk memecahkan misteri tersebut”.
Meskipun demikian, kita masing-masing mengalami kesadaran. Misalnya, kenangan kita akan peristiwa-peristiwa di masa lalu bukanlah sekadar fakta-fakta yang disimpan, seperti informasi dalam satuan bit komputer. Kita dapat merenungkan pengalaman kita, menimba pelajaran darinya, dan menggunakannya untuk membentuk masa depan kita. Kita juga dapat mempertimbangkan beberapa skenario untuk masa depan dan mengevaluasi dampak yang mungkin dapat diakibatkan olehnya. Kita memiliki kapasitas untuk menganalisis, menciptakan, menghargai, dan mengasihi. Kita dapat menikmati percakapan yang menyenangkan tentang masa lalu, masa sekarang, dan masa depan. Kita mempunyai nilai-nilai moral berkenaan perilaku dan dapat menggunakannya untuk membuat keputusan yang dapat atau tidak dapat mendatangkan manfaat langsung. Kita tertarik dengan keindahan seni dan moral. Dalam benak kita, kita dapat membentuk dan memurnikan gagasan kita serta mengantisipasi reaksi orang lain bila kita melaksanakan gagasan tersebut.
Faktor-faktor demikian menghasilkan kesadaran yang membedakan manusia dengan bentuk-bentuk kehidupan yang lain di atas bumi. Seekor anjing, seekor kucing, atau seekor burung melihat ke cermin dan menanggapinya seolah-olah melihat binatang lain yang sejenis dengannya. Namun, bila Anda melihat ke sebuah cermin, Anda sadar akan diri Anda sebagai suatu pribadi dengan kapasitas yang disebutkan tadi. Anda dapat merenungkan dilema-dilema, seperti: ’Mengapa beberapa penyu hidup 150 tahun dan beberapa pohon hidup lebih dari 1.000 tahun, namun manusia yang cerdas menjadi berita jika ia mencapai usia 100 tahun?’ Dr. Richard Restak menyatakan, ”Otak manusia, dan otak manusia saja, yang memiliki kapasitas untuk merenungkan, meninjau fungsinya sendiri, dan dengan demikian mencapai beberapa taraf yang sangat sulit dipahami. Memang, kapasitas kita untuk menulis ulang naskah kita sendiri dan meluruskan kembali diri kita dalam dunia adalah apa yang membedakan kita dari semua makhluk lain di dunia.”
Kesadaran manusia membingungkan beberapa orang. Buku Life Ascending, meskipun mendukung penjelasan biologis semata, mengakui, ”Bila kita menganalisis bagaimana suatu proses [evolusi] yang menyerupai sebuah permainan untung-untungan, dengan hukuman yang mengerikan bagi yang kalah, dapat menghasilkan sifat-sifat seperti kasih akan keindahan dan kebenaran, keibaan hati, kemerdekaan, dan, di atas segalanya, kapasitas yang ekstensif dari semangat manusia, kita merasa bingung. Semakin banyak kita memikirkan sumber daya rohani kita, kita semakin heran.” Benar sekali. Oleh karena itu, kita dapat melengkapi pandangan kita akan keunikan manusia dengan beberapa bukti tentang kesadaran kita yang memberikan gambaran mengapa banyak orang merasa yakin bahwa pasti ada Perancang, atau Pencipta, yang cerdas, yang mempedulikan kita.
source:
Sedarlah! Juni 1993
Sedarlah! Juni 1993
No comments:
Post a Comment