Bagian 5:
Seni dan Keindahan
”Mengapa orang-orang begitu antusias menekuni seni?” tanya Profesor Michael Leyton dalam Symmetry, Causality, Mind. Seperti yang ia jelaskan, beberapa orang mungkin mengatakan bahwa aktivitas mental seperti matematika jelas bermanfaat bagi manusia, namun apa manfaat seni? Leyton memberikan gambaran tentang apa yang ia maksudkan dengan mengatakan bahwa orang-orang bersedia mengadakan perjalanan yang jauh ke pameran seni dan konser. Perasaan batin apa yang mendorong mereka? Demikian pula, orang-orang di seputar bola bumi menggantungkan gambar-gambar atau lukisan-lukisan yang menarik pada dinding rumah atau kantor mereka. Atau, pertimbangkanlah soal musik. Kebanyakan orang senang mendengarkan beberapa jenis musik di rumah dan di mobil mereka. Mengapa? Tentu saja bukan karena musik pernah menjadi faktor penentu kelangsungan hidup bagi yang paling kuat. Leyton mengatakan, ”Seni mungkin merupakan fenomena yang paling tidak dapat dijelaskan dalam diri spesies manusia.”
Namun, kita semua mengetahui bahwa menikmati seni dan keindahan adalah bagian dari apa yang membuat kita merasa menjadi ”manusia”. Seekor binatang mungkin duduk di sebuah bukit dan melihat langit yang beraneka warna, namun apakah karena ia tertarik akan keindahan langit? Kita melihat aliran air yang deras di gunung yang berkilauan diterpa sinar matahari, memperhatikan keanekaragaman yang memesonakan dalam hutan hujan tropis, memandangi pantai yang ditumbuhi banyak pohon nyiur, atau mengagumi bintang-bintang yang bertaburan di langit yang gelap bagaikan beludru. Sering kali, kita merasa takjub, bukan? Keindahan semacam itu membuat hati kita berbunga-bunga dan semangat kita membubung. Mengapa?
Mengapa kita memiliki hasrat batin untuk hal-hal yang, sebenarnya, kecil peranannya secara materi bagi kelangsungan hidup kita? Dari manakah nilai-nilai estetika kita? Jika kita tidak mempertimbangkan Pencipta yang membentuk nilai-nilai ini pada waktu menciptakan manusia, tidak akan ada jawaban yang memuaskan atas pertanyaan-pertanyaan ini. Hal ini juga berlaku untuk keindahan nilai-nilai moral.
Anda Dapat Melakukan Lebih daripada Sekadar Mencoret-coret
”Apakah hanya manusia, Homo sapiens, yang dapat berkomunikasi melalui bahasa? Jelaslah, jawabannya bergantung pada apa yang dimaksud dengan ’bahasa’—karena semua hewan yang tingkatnya lebih tinggi tentu berkomunikasi dengan beragam variasi seperti isyarat, bau, lolongan, jeritan serta kicauan, dan bahkan tarian yang dilakukan lebah. Namun, tidak ada hewan yang seperti manusia yang memiliki tata bahasa berstruktur. Dan, mungkin yang patut diperhatikan adalah bahwa binatang tidak membuat gambar-gambar. Yang terbaik yang dapat mereka lakukan hanyalah mencoret-coret.”—Profesor R. S. dan Profesor D. H. Fouts.
”Dianugerahi” Hasrat untuk Bertanya
Sehubungan dengan masa depan jagat raya kita, ahli fisika Lawrence Krauss, menulis, ”Kita memberanikan diri untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang hal-hal yang tidak pernah kita lihat secara langsung karena kita dapat menanyakannya. Anak-anak kita, atau anak-anak mereka, pada suatu hari akan menjawabnya. Kita dianugerahi imajinasi.”
source:
Sedarlah! Juni 1993
Sedarlah! Juni 1993
No comments:
Post a Comment