When you run so fast to get somewhere, you miss the fun of getting there.
Life is not a race, so take it slower.
Hear the music before the song is over.
You are part of the puzzle of someone else's life.
You may never know where you fit but others will fill the holes in their lives with pieces of you.
So if you run out of reasons to live, remember that someone else's life may never be complete without you in it.

Tuesday, June 26, 2012

KELAINAN PERILAKU MAKAN


Apakah Kamu Punya Kelainan Perilaku Makan?

KALAU kamu ingin kelihatan menarik, itu normal. Namun faktanya, ada jutaan remaja—kebanyakan perempuan—yang punya kelainan perilaku makan.


Mari kita cermati anoreksia, bulimia, dan makan tanpa kendali (binge eating). Setiap kelainan memiliki gejala yang khas, tetapi semuanya menyangkut sikap yang tidak normal terhadap makanan. Jika keadaanmu mirip dengan salah satu gambaran berikut, yakinlah bantuan tersedia. Kamu bisa sembuh!

Sekilas tentang . . .

ANOREKSIA. Meskipun sudah langsing, setiap kali becermin, gadis penderita anoreksia seperti melihat orang yang kegemukan. Untuk menurunkan berat badan, ia akan melakukan cara-cara yang ekstrem. ”Aku selalu menghitung-hitung kalori,” kata seorang penderita. ”Dengan teliti aku merencanakan apa yang akan aku makan selama minggu itu; aku akan puasa dan berolahraga habis-habisan kalau aku rasa sudah mengkonsumsi terlalu banyak kalori. Aku minum obat pencahar enam kali sehari.”


Tidak lama kemudian, gejala-gejala anoreksia mulai terlihat. Turunnya berat badan adalah tanda yang umum, tetapi si penderita juga bisa mengalami rambut rontok, kulit kering, kelelahan, dan berkurangnya massa tulang. Siklus haid bisa menjadi tidak teratur atau bahkan terhenti selama beberapa bulan berturut-turut.
Gejala-gejala ini mungkin kedengarannya tidak berbahaya, tetapi jangan salah—Anoreksia mengancam nyawa. Menurut sebuah penelitian, hingga 10 persen penderita anoreksia meninggal akibat kelainan itu, biasanya karena gagal organ atau problem lain yang berkaitan dengan gizi buruk.

BULIMIA. Gadis bulimik tidak menjauhi makanan, malah makan tanpa kendali, bisa sampai 15.000 kalori hanya dalam dua jam! Kemudian, ia mengeluarkan apa yang telah ia makan, biasanya dengan membuat dirinya muntah atau dengan minum obat pencahar atau diuretik.

Makan tanpa kendali sering kali dilakukan secara diam-diam. ”Sepulang sekolah, kalau aku sampai di rumah sebelum yang lain, aku biasanya makan gila-gilaan,” kata seorang gadis. ”Aku memastikan untuk menghapus semua jejak.” Tapi setelah itu, ia biasanya merasa bersalah. ”Aku benci diriku sendiri,” katanya, ”tapi aku tahu cara mudah membereskannya. Aku tinggal pergi ke toilet, muntah, dan setelah itu aku merasa lega sekaligus hebat.”

Meski kelihatannya bermanfaat, mengeluarkan makanan secara paksa amat berbahaya. Penyalahgunaan pencahar dapat melemahkan dinding usus dan bisa menyebabkan peradangan atau infeksi. Sering muntah dapat mengakibatkan dehidrasi, pembusukan gigi, dan kerusakan kerongkongan, bahkan gagal jantung.

MAKAN TANPA KENDALI. Seperti seorang bulimik, penderita kelainan ini biasanya melahap banyak sekali makanan. Hanya saja ia tidak mengeluarkannya dengan paksa. Akibatnya, si penderita bisa kelebihan berat badan. Tetapi, ada yang kemudian berpuasa atau melakukan olahraga berat. Kadang-kadang, apabila berat badan bisa stabil dengan cara ini, keluarga dan teman tidak akan pernah tahu bahwa ia punya masalah.

Seperti penderita anoreksia dan bulimia, penderita kelainan ini pun memiliki sikap yang salah terhadap makanan. Seorang gadis mengatakan tentang dirinya dan penderita lain, ”Makanan adalah sahabat rahasia kami yang terdekat—mungkin satu-satunya sahabat kami.” Yang lain berkata, ”Kalau sedang makan gila-gilaan, aku seperti lupa segalanya. Makanan itulah yang paling penting—rasanya nikmat sekali—tapi kemudian aku akan merasa bersalah dan stres berat.”

Sekalipun si penderita tidak mengeluarkan makanannya dengan paksa, makan berlebihan itu berbahaya. Akibatnya bisa diabetes, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan sejumlah penyakit lain. Ini juga bisa menimbulkan gangguan emosi yang parah.

Bisakah Itu Terjadi pada Dirimu?

Kebanyakan orang yang ingin menurunkan berat badan atau kelihatan bugar tentu bukan penderita kelainan perilaku makan. Namun, setelah memperhatikan keterangan di atas, kamu mungkin bertanya-tanya apa kamu sedang mengarah ke sana. Pikirkanlah:

▪ Apa aku malu dengan kebiasaan makanku?
▪ Apa aku merahasiakan kebiasaan makanku?
▪ Apakah makanan hal terpenting dalam hidupku?
▪ Apa aku menimbang badan lebih dari satu kali sehari?
▪ Apa aku rela membahayakan diri demi menurunkan berat badan?
▪ Pernahkah aku mencoba-coba muntah paksa, minum obat pencahar, atau diuretik?
▪ Apakah kebiasaan makanku mempengaruhi kehidupan sosialku? Misalnya, apa aku lebih suka menyendiri ketimbang berkumpul dengan orang-orang lain sehingga diam-diam aku bisa makan banyak atau mengeluarkannya dengan paksa?

Jika jawabanmu menunjukkan bahwa kamu punya problem, tanyakan:
▪ Apa aku benar-benar bahagia hidup seperti ini?
Apa yang bisa kamu lakukan untuk mengatasinya?

Bertindaklah Sekarang Juga!

Langkah pertama adalah mengakui kepada diri sendiri bahwa kamu punya masalah. ”Setelah dipikir-dipikir,” kata Danielle, ”aku sadar bahwa perasaan dan kebiasaanku sama dengan para penderita anoreksia. Ngeri rasanya bahwa ternyata aku melakukan hal yang sama seperti mereka.”

Di pihak lain, kamu mungkin enggan menghentikan kelainan ini. Bisa jadi kamu sudah bergantung pada kebiasaan ini, seperti kecanduan. Kalau begitu, sampaikanlah hal ini kepada Yehuwa melalui doa. Inilah yang perlu Danielle lakukan. ”Mula-mula,” katanya mengakui, ”aku tidak benar-benar ingin sembuh. Jadi, aku harus berdoa meminta keinginan untuk sembuh.”

Ketiga, berbicaralah kepada orang tua atau orang dewasa lain yang bisa membantumu. Orang dewasa yang penuh perhatian tidak akan mempermalukan kamu.

Memang, jalan menuju kesembuhan tidaklah mudah. Dalam beberapa kasus dibutuhkan bantuan tenaga ahli. Yang penting adalah mengambil tindakan. Itulah yang menjadi tekad seorang gadis bulimik. ”Suatu hari,” katanya, ”aku mulai sadar bahwa aku sebenarnya dikendalikan oleh kebiasaan memuntahkan makanan. Tapi, aku tidak yakin apa aku bisa berhenti. Akhirnya, aku melakukan hal tersulit yang pernah kulakukan. Aku minta bantuan.”

SARAN BAGI ORANG TUA

  Jika putri Anda menderita kelainan perilaku makan, apa yang dapat Anda lakukan? Pertama-tama, tinjaulah dengan saksama keterangan dalam artikel ini dan rujukan lain yang tertera di halaman 20. Cobalah pahami mengapa dia berperilaku seperti itu.
  Menurut pengamatan, banyak penderita kelainan perilaku makan berpandangan negatif tentang dirinya dan bersifat perfeksionis, menetapkan standar tinggi yang tidak masuk akal bagi diri mereka. Pastikan agar Anda tidak ikut menyebabkan sifat-sifat ini. Besarkan hati putri Anda. Dan, untuk melawan sifat perfeksionis, bersikaplah masuk akal.
  Cermati juga sikap Anda sendiri terhadap makanan dan berat badan. Apakah Anda tanpa sadar terlalu menyoroti hal-hal ini, melalui perkataan atau perbuatan? Ingatlah, anak remaja amat peduli dengan penampilan mereka. Sekadar berkelakar tentang ”pipi tembem” atau pertumbuhan normal yang pesat semasa puber dapat menebarkan benih masalah dalam pikiran kaum muda yang mudah terpengaruh.
  Setelah Anda memikirkan masalahnya baik-baik, ajaklah putri Anda berbicara dari hati ke hati.
▪ Rencanakan dengan cermat apa yang akan Anda katakan dan kapan mengatakannya.
▪ Ungkapkan dengan jelas keprihatinan Anda dan keinginan Anda untuk membantu.
▪ Jangan terkejut jika tanggapan awalnya adalah membela diri.
▪ Dengarkan dengan sabar.
  Yang paling penting, ikut sertalah dalam upaya putri Anda untuk sembuh. Jadikan kesembuhannya sebuah proyek keluarga!


source:
Sedarlah! Juni 2006

No comments:

Post a Comment