When you run so fast to get somewhere, you miss the fun of getting there.
Life is not a race, so take it slower.
Hear the music before the song is over.
You are part of the puzzle of someone else's life.
You may never know where you fit but others will fill the holes in their lives with pieces of you.
So if you run out of reasons to live, remember that someone else's life may never be complete without you in it.

Saturday, November 30, 2013

TERJEBAK MACET — Alasannya, Dampaknya, Solusinya.

Bayangkan:
Anda datang ke sebuah pusat perbelanjaan. Anda lama berputar-putar mencari tempat parkir, dan dengan sendirinya tahu bahwa meskipun mengendarai mobil ada untungnya, tetapi terlalu banyak mobil di tempat yang ramai tidak lagi menguntungkan.

Atau

Anda punya janji dengan klien jadi Anda memutuskan untuk berangkat dari rumah lebih awal. Kemudian beberapa kilometer dari rumah Anda tiba-tiba sudah terjebak dalam kemacetan lalu lintas yang parah. Anda mulai cemas dan frustasi terperangkap di dalam suatu kendaraan yang dirancang untuk bergerak tetapi terpaksa harus diam tak bergeming. Akhirnya Anda sampai juga ke lokasi perjanjian... terlambat setengah jam dari janji sebenarnya.

MACET adalah salah satu aspek kehidupan kota yang paling membuat stres. Jalan yang tersumbat dan udara yang kian hari kian teracuni ini dialami jutaan penghuni kota. Sayangnya, tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan lalu lintas akan membaik.

Situasinya sama di seluruh dunia. Tidak terkecuali dengan Jakarta. Kalangan berwenang benar-benar tidak mampu merancang solusi yang memadai untuk memenuhi kebutuhan yang terus meningkat dari penduduk kota yang hilir mudik. Beberapa ribu pengemudi mobil maupun motor kini bisa membutuhkan waktu lebih lama daripada rata-rata waktu tempuh pejalan kaki untuk jarak yang sama. Ironis.

Alasan tersumbatnya jalan-jalan di kota sangat mudah ditebak. Kota terus berkembang tanpa dapat dihentikan, dan kini kira-kira setengah penduduk tinggal di daerah perkotaan. Kota-kota bertambah luas, jumlah kendaraan ikut bertambah banyak.

”Kota-kota besar kini mengalami kemacetan hampir sepanjang hari, dan semakin parah.”  Dr. Jean-Paul Rodrigue dalam laporannya ”Urban Transport Problems”.


”Terlalu banyak orang, terlalu banyak mobil, semuanya sama-sama ingin mengemudi di lahan yang terbatas.” 

Alasan-alasan Mengapa Kemacetan Lalu Lintas Sulit Dituntaskan

Thursday, October 31, 2013

PENALARAN DEDUKTIF, SILOGISME, ENTIMEN

Dalam berbahasa sehari-hari ataupun secara formal, dalam bentuk tulisan maupun lisan, pernalaran yang tepat perlu digunakan. Khususnya dalam penulisan, kita harus berpikir, menghubung-hubungkan berbagai fakta, membandingkan dan sebagainya supaya bisa menarik kesimpulan yang tepat. Cara menarik kesimpulan dari pernalaran dibagi menjadi dua, yaitu pernalaran deduktif dan pernalaran induktif. Namun pada kesempatan ini saya hanya akan mengulas mengenai pernalaran deduktif dan bentuk-bentuknya (silogisme dan entimen).

PERNALARAN DEDUKTIF

Pernalaran deduktif merupakan metode untuk menarik kesimpulan dengan menhubungkan data-data yang bersifat umum, kemudian dijadikan suatu simpulan atau fakta yang khusus.

Contoh:
Premis 1 = Semua makhluk adalah ciptaan Tuhan. (U)
Premis 2 = Manusia adalah makhluk hidup. (U)
Simpulan = Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan. (K)

Dapat dilihat dari contoh diatas bahwa pernalaran ini dimulai dengan suatu premis (pernyataan dasar)  untuk menarik kesimpulan. Kesimpulannya merupakan implikasi pernyataan dasar itu. Artinya apa yang dikemukakan di dalam kesimpulan secara tersirat telah ada di dalam pernyataan tersebut.
Jadi sebenarnya proses deduksi ini tidak menghasilkan suatu pengetahuan yang baru, melainkan pernyataan kesimpulan yang konsisten berdasarkan pernyataan dasarnya.

BENTUK PERNALARAN DEDUKTIF

Menurut bentuknya, pernalaran deduktif dibagi menjadi dua yaitu:
  • Silogisme, dan
  • Entimen.

Monday, July 8, 2013

Berakhirnya Pengutilan

”Meniadakan pencurian bukan hanya problem Anda, hal ini adalah problem seluruh masyarakat; semua orang memperoleh manfaat apabila pencurian dihentikan.—”EVERY RETAILER’S GUIDE TO LOSS PREVENTION.”
PENGUTILAN, sebagaimana praktek buruk lainnya, cenderung mempengaruhi cara berpikir seseorang, membuat dia membenarkan diri. Jadi, seperti halnya seorang pekebun mencabut lalang dengan akar-akarnya, mereka yang mau berhenti mengutil perlu mencabut cara berpikir yang buruk sampai ke akarnya. Lima pokok berikut ini dapat membantu seorang pengutil mengubah pikirannya sehubungan dengan pencurian.

Bantuan untuk Mengoreksi Cara Berpikir

▪ Pertama, pengutilan adalah pelanggaran hukum. Pencurian mungkin sudah umum di tempat seseorang tinggal, dan ia mungkin luput dari hukuman, tetapi seorang pengutil tetap dianggap melanggar hukum.
Apa yang terjadi apabila banyak orang melanggar hukum? Menurut sebuah buku kuno, ”hukum menjadi mati rasa”. Maksudnya, manfaat hukum sebagai penahan menjadi berkurang, mengakibatkan rusaknya ketertiban masyarakat. Setiap kali seseorang mengutil, ia merongrong fondasi masyarakat yang taat hukum. Apabila hal ini terjadi, semua orang menderita.
▪ Kedua, mengutil merusak kepercayaan. Ketidakjujuran semacam ini melemahkan pertalian manusia, membuat orang sulit untuk saling memahami dan berurusan tanpa kecurigaan.
”Kesalahan terbesar saya ialah terlalu mempercayai orang.” Inilah komentar wanita pemilik toko pakaian setelah para pencuri membuat ia bangkrut. Ia dahulu percaya bahwa para pelanggan dan karyawannya tidak akan mencuri darinya. Sekarang, ia merasa bahwa kepercayaannya itu salah tempat.
Seseorang mungkin berdusta kepada orang lain dan reputasinya sendiri jatuh di mata orang itu. Tetapi, para pengutil menebarkan awan kecurigaan ke atas semua orang berikutnya yang masuk ke sebuah toko. Mereka membuat orang jujur dicurigai sebagai pengutil. Apakah menebarkan awan kecurigaan seperti itu bisa dibenarkan?
▪ Ketiga,

Pengutilan—Siapa yang Dirugikan?

DI Jepang, seorang pemilik toko menangkap basah seorang anak laki-laki yang mencuri lalu ia memanggil polisi. Ketika polisi tiba, anak itu kabur. Polisi mengejarnya. Sewaktu anak itu menyeberangi lintasan kereta api, ia dihantam kereta dan tewas.
Ketika kasus itu mendapat sorotan masyarakat, ada yang mengecam si pemilik toko karena memanggil polisi. Ia menutup usahanya sampai kemarahan itu mereda. Setelah ia membuka kembali tokonya, banyak pengutil yang datang lagi. Akan tetapi, trauma atas kejadian sebelumnya membuat ia takut menghadapi para pencuri itu. Tokonya menjadi terkenal sebagai sasaran empuk. Tidak lama kemudian, ia harus menutup tokonya selama-lamanya.
Memang, kasus ini lebih tragis daripada kebanyakan kasus, tetapi kasus ini menggambarkan suatu kebenaran penting. Pengutilan sangat merugikan—dalam banyak cara dan bagi banyak orang. Mari kita cermati besarnya kerugian karena kejahatan ini.
Kerugiannya atas Toko
Pengutilan merugikan pedagang di seluruh dunia sampai miliaran dolar AS setiap tahun. Ada yang memperkirakan bahwa kerugian di Amerika Serikat saja mencapai lebih dari 40 miliar dolar. Berapa banyak usaha yang dapat bertahan kalau harus menanggung kerugian sebesar itu? Banyak toko yang kewalahan. Apabila para pencuri menyerbu lorong-lorong sebuah toko, sumber nafkah seumur hidup dapat terancam.

Mengapa Orang Mengutil?

”Saya tidak menganggap hal itu sebagai pencurian, saya menganggapnya sebagai realokasi sumber daya ekonomi yang sangat dibutuhkan.”—SEORANG IMAM GEREJA INGGRIS.

ANDAIKAN legenda-legenda dapat dipercaya, Robin Hood merasa bahwa mencuri itu tidak apa-apa. Cerita rakyat Inggris mengisahkan bahwa ia merampok si kaya dan memberikan hasilnya kepada si miskin. Imam yang kata-katanya dikutip di atas juga berpendapat bahwa kemiskinan adalah motif yang sah untuk mencuri. Mengenai para pengutil, ia mengatakan, ”Saya menaruh simpati yang dalam kepada mereka, malah saya menganggap mereka sepenuhnya benar.” Ia berpendapat bahwa toko-toko besar seharusnya membuka pintu mereka untuk orang miskin sehari dalam setahun dan membiarkan mereka mengambil apa saja yang ada di rak tanpa harus membayar.

Akan tetapi, banyak pengutil didorong oleh motif lain, bukannya oleh kemiskinan. Di Jepang, polisi menangkap dua rekan mereka karena mengutil. Di Amerika Serikat, seorang anggota dewan koperasi nirlaba di bidang makanan tertangkap basah sedang mencuri di toko koperasi itu. Para remaja yang beruang sering kali mencuri barang-barang yang tidak mereka butuhkan. Apa yang mendorong orang-orang ini untuk mengutil?

’Asyik Rasanya’

 

 

Sensasi. Ketegangan. Kuasa. Seperti dua gadis di artikel sebelumnya (Mengutil—Kesenangan Tak Berbahaya atau Kejahatan Serius?), beberapa orang yang mengutil merasakan sensasi hebat ini, dan hasrat untuk merasakan sensasi itu membuat mereka terus-menerus mencuri. Setelah mencuri untuk yang pertama kali, seorang wanita mengatakan, ”Saya merasa senang. Saya mengutil tanpa tertangkap dan rasanya luar biasa!” Mengenai perasaannya setelah mencuri selama beberapa waktu, ia berkomentar lagi, ”Saya malu terhadap diri sendiri—tetapi juga gembira. Saya merasa sangat ceria. Mencuri dan tidak tertangkap membuat saya merasa hebat.”

Seorang pemuda bernama Hector mengatakan bahwa selama berbulan-bulan setelah ia berhenti mengutil, ia merasakan desakan untuk mencuri lagi. ”Perasaan itu menghantui saya seperti kecanduan. Sewaktu saya berada di mal dan melihat sebuah radio di etalase toko, saya membayangkan, ’Mudah sekali mengambil radio itu. Saya dapat melakukannya dan tidak akan tertangkap.’”

Beberapa orang yang mengutil untuk kesenangan tidak menginginkan barang yang mereka curi. Sebuah surat kabar India menyatakan, ”Para psikolog mengatakan bahwa sensasi dari melakukan perbuatan terlarang itulah yang mendorong orang-orang ini. . . . Beberapa pengutil bahkan mengembalikan barang yang mereka curi.”

Alasan Lainnya

Depresi mempengaruhi puluhan juta orang. Adakalanya, orang yang menderita depresi menyalurkan perasaannya dengan perilaku yang buruk—seperti mengutil.

Mengutil—Kesenangan Tak Berbahaya atau Kejahatan Serius?

BAYANGKAN skenario berikut. Pintu depan sebuah toserba terbuka, dan melalui pintu itu masuklah dua gadis remaja berpakaian modis. Mereka berjalan menyusuri lorong ke bagian kosmetik. Seorang satpam membuntuti dan berhenti pada jarak kira-kira 10 meter dari mereka, berdiri dengan posisi tangan di belakang. Ia mengawasi kedua gadis itu seraya mereka menunjuk-nunjuk lipstik dan maskara.
Mereka melirik ke satpam itu, yang terus memperhatikan mereka. Degup jantung mereka pun menghebat. Salah satu dari gadis itu pindah ke bagian pemoles kuku dan mengambil beberapa botol. Ia mengerutkan hidungnya seraya berpura-pura menilai dua gradasi warna merah yang serupa. Ia menaruh kembali satu botol dan mengambil botol lain yang gradasi warnanya agak lebih gelap.
Si satpam mengendurkan perhatiannya dan melihat ke arah yang berlawanan. Seperti diaba-aba, kedua gadis tadi menyelipkan beberapa lipstik dan pemoles kuku ke dalam tas tangan mereka. Wajah mereka tampak tenang, tetapi jantung mereka berdegup kencang. Mereka tetap di lorong itu beberapa menit lagi, yang satu melihat-lihat kikir kuku, sedangkan yang satunya lagi mengamat-amati pensil alis.
Keduanya saling memandang, bertukar kode, dan mulai berjalan ke arah depan toko. Si satpam memberikan jalan, dan mereka tersenyum kepadanya sambil lewat. Seraya berjalan menuju bagian aksesori ponsel yang berada di seberang kasir, mereka melihat-lihat aksesori yang dipajang. Mereka berbisik-bisik mengenai sarung-sarung kulit ponsel yang dipajang itu. Lalu, mereka mulai menuju ke pintu keluar.
Pada setiap ayunan langkah, gejolak dalam diri mereka menggelegak dan ketegangan serta sensasi meningkat. Seraya gadis-gadis itu melintasi pintu keluar, mereka rasanya ingin menjerit, tetapi bibir mereka terkatup rapat. Setelah sampai di luar, desakan emosi membuat wajah mereka merona. Gejolak dalam diri mereka pun mereda, dan mereka menarik napas lega. Gadis-gadis itu berjalan cepat-cepat, tetapi mereka terus-menerus cekikikan. Satu hal yang ada dalam benak mereka, ’Kami berhasil mengutil!’
Kedua gadis tadi hanyalah rekaan, tetapi skenario yang telah kami uraikan itu persis dengan kenyataannya. Menurut perkiraan, pengutilan terjadi sejuta kali sehari di Amerika Serikat saja, tetapi ini adalah problem global. Seperti yang akan kita lihat, pengutilan sangat merugikan. Akan tetapi, kebanyakan pengutil kurang memperhatikan besarnya kerugian yang ditimbulkan oleh ulah mereka. Bahkan, banyak orang yang punya uang pun lebih suka mengutil. Mengapa?


Artikel Terkait:

Mengapa Orang Mengutil?

Pengutilan—Siapa yang dirugikan?

Berakhirnya Pengutilan


Sumber:
Sedarlah 22/6 05 hlm. 3-10


Friday, July 5, 2013

Tangan Kita yang Mengagumkan

SAMBIL berteriak keras, pemuda itu melempar palunya dan menggenggam ibu jarinya erat-erat seolah-olah hendak menekan rasa nyeri. Ia bukannya memukul paku, lagi-lagi ia memukul ibu jarinya.
Pada saat seperti itu, calon tukang kayu itu agaknya merasa bahwa ia lebih baik tidak memiliki ibu jari. Namun, ibu jari yang sering kali ”tidak luwes” itu merupakan bagian dari organ tubuh yang paling berharga, yang kita masing-masing miliki—tangan manusia.
Karena kita sangat terbiasa dengan kedua tangan kita—jari-jari yang cekatan, sendi-sendi yang fleksibel, saraf-saraf yang sensitif, dan sebagainya—kita mudah mengabaikan nilainya. Tetapi, hampir tidak ada pekerjaan apa pun yang dapat kita lakukan tanpa menggunakan tangan. Raja Salomo (Sulaiman) yang bijaksana mendesak, ”Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga.” (Pengkhotbah 9:10) Dengan tepat, ia memilih tangan sebagai lambang kegiatan manusia, karena tangan sesungguhnya merupakan perkakas yang berharga yang tak ada bandingannya.

Dibuat secara Menakjubkan

Jari-jari kita dapat bergerak cepat di atas tombol-tombol mesin tik dengan kecepatan lebih dari seratus kata per menit. Mereka dapat menari-nari di atas ke-88 tuts piano dan menerjemahkan selembar kertas bertuliskan nada-nada menjadi musik yang sangat indah. Namun, bagaimana dengan ibu jari? Nah, silakan coba: Buka lebar-lebar telapak tangan Anda, dan luruskan jari-jari Anda. Tekuk masing-masing jari, mulai dari kelingking. Perhatikan, seberapa sukarkah untuk menjaga agar jari-jari lainnya tidak turut bergerak? Sekarang, tekuk ibu jari Anda, gerakkan ke atas dan ke bawah, buat gerakan memutar. Anda benar-benar dapat melakukannya tanpa turut menggerakkan jari-jari lainnya. Keadaan independen yang unik dari ibu jari ini—dimungkinkan oleh sendi pelana yang fleksibel pada basisnya dan karena memiliki susunan otot sendiri—memberinya banyak kesanggupan istimewa.
Salah satunya adalah bahwa ibu jari kita yang lentuk ini dapat menyentuh permukaan setiap jari, atau dapat mencengkeram setiap jari. Detail yang tidak penting? Cobalah memungut uang logam tanpa menggunakan ibu jari Anda, atau membuka stoples, atau memutar pegangan pintu. Bahkan teman kita, para tukang kayu, membutuhkan ibu jari mereka yang ”tidak luwes” itu supaya mereka dapat memegangi paku di tempatnya atau mengayunkan palunya. Sebenarnya, untuk melumpuhkan tentara musuh yang ditawan, bangsa-bangsa purba tertentu menerapkan praktik yang kejam dengan memotong ibu jari tentara-tentara itu.
Untuk memungkinkan jari-jari melakukan segala sesuatu, mereka memiliki sedikit otot yang mengagumkan. Sekilas, ini mungkin kelihatannya suatu kelemahan, karena lebih banyak otot berarti lebih kuat. Akan tetapi, otot-otot cenderung mengembang apabila digunakan terus-menerus. Apa jadinya apabila jari-jari kita sarat dengan otot-otot yang kuat? Karena banyaknya pekerjaan yang dilakukan jari-jari kita, tangan kita akan segera membentuk bantalan tebal, sehingga pekerjaan yang rumit atau sulit akan sukar atau mustahil dilakukan. Sungguh kita beruntung bahwa Pencipta kita dengan bijaksana menempatkan kebanyakan otot pada lengan bawah, menghubungkannya dengan jari-jari menggunakan tendon-tendon yang kuat!
Sarung Tangan yang Sangat Cocok
Kulit yang membalut tangan Anda lebih daripada sekadar pembungkus. Cubitlah kulit pada punggung tangan Anda. Anda akan melihat bahwa kulit itu lunak dan mudah digerakkan. Itu memungkinkan kepalan tangan menutup. Sekarang, bagaimana dengan telapak tangan? Kulit di daerah itu tidak dapat bergeser jauh-jauh dari telapak tangan. Coba bayangkan alangkah sukarnya untuk menggenggam sesuatu dengan kuat apabila kulit telapak tangan terus bergeser kian kemari. Untuk memperkuat genggaman, telapak tangan dilengkapi bantalan. Timbunan lemak ini khususnya tebal persis di pangkal jari-jari dan di pergelangan tangan—titik-titik tekanan yang umum sewaktu kita menggenggam atau menekan sesuatu.

Cara Mengatasi Pemerkosaan

Tiga puluh tiga tahun yang lalu, Mary diperkosa sambil diancam dengan pisau. Sekarang, jantung Mary berdebar-debar dan telapak tangannya berkeringat bila ia mencoba menggambarkan peristiwa tersebut. ”Itu merupakan sesuatu yang paling nista yang dapat dialami seorang wanita,” katanya, hampir menangis. ”Itu merupakan sesuatu yang buruk dan mengerikan.”

PEMERKOSAAN dapat menjadi salah satu peristiwa emosional yang paling menghancurkan dalam kehidupan seseorang, dan dampaknya dapat melekat seumur hidup. Dalam sebuah penelitian, hampir sepertiga responden dari korban pemerkosaan telah mempertimbangkan untuk bunuh diri, dan mayoritas besar mengatakan bahwa pengalaman tersebut telah mengubah mereka secara permanen.
Dampak peristiwa ini khususnya dapat mendatangkan trauma apabila sang wanita kenal dengan si penyerang. Korban pemerkosaan yang pelakunya adalah orang yang sudah dikenal kemungkinannya lebih kecil untuk mendapat dukungan dari orang-orang lain karena sang korban tutup mulut berkenaan peristiwa itu atau sang korban mengungkapkannya tetapi tak seorang pun percaya bahwa itu adalah pemerkosaan. Karena ia disakiti oleh seseorang yang dipercayainya, ia juga kemungkinan besar menyalahkan dirinya sendiri dan meragukan kesanggupannya untuk menilai orang-orang lain.

Terimalah Bantuan

Banyak korban pemerkosaan pada mulanya bereaksi dengan perasaan terguncang dan penyangkalan. Seorang wanita diperkosa beberapa saat sebelum ujian penting di sekolahnya. Ia mengesampingkan masalah pemerkosaan dalam benaknya hingga ia selesai ujian. Korban lain dari pemerkosaan mengatakan, ”Saya tidak dapat membiarkan diri saya mengingat sedikit pun dari kejadian itu karena pria yang amat saya percayai berubah menjadi penyerang tepat di depan mata kepala saya sendiri. Saya tidak menyangka ada orang yang dapat diperkosa oleh seseorang yang dikenalnya. Kedengarannya mungkin konyol, namun anggapan itu membuat saya putus asa. Saya merasa begitu sendirian.”
Beberapa wanita terus menyangkal apa yang terjadi dengan tutup mulut mengenai pemerkosaan yang menimpa mereka. Mereka menutup-nutupi penyerangan itu selama bertahun-tahun, yang memperlambat proses penyembuhan dan menimbulkan masalah-masalah emosional lain yang mungkin tidak disadari oleh sang korban sebagai akibat pemerkosaan itu.
Pemulihan biasanya tidak akan mulai sebelum Anda membicarakannya dengan orang-orang lain. Seorang teman yang dapat dipercaya dapat membantu Anda untuk mengerti bahwa apa yang terjadi atas diri Anda adalah benar-benar pemerkosaan dan bukan kesalahan Anda. Sebuah amsal tua menyatakan, ”Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran.” Bagi beberapa korban, menghubungi pusat krisis-pemerkosaan atau seorang penasihat profesional mungkin dibutuhkan untuk membantu menjelaskan perasaan mereka.
Para korban sering merasa takut untuk berbicara mengenai pemerkosaan atas diri mereka karena perasaan bersalah, khususnya jika mereka terangsang secara seksual pada waktu diserang. Mereka mungkin merasa kotor dan tidak berguna serta menyalahkan diri sendiri atas pemerkosaan itu—meskipun tidak seorang pun selain si pemerkosa yang patut dipersalahkan.
”Punya teman baik untuk diajak bicara amat membantu,” kata Mary, yang mempercayakan rahasianya kepada seorang rekan kristiani. ”Saya dapat berbicara kepadanya dan tidak merasa diri kotor serta tanpa merasakan adanya suatu aib karena telah diperkosa.”

Berilah Dia Dukungan

Di lain pihak, tidak patut dan tidak pengasih apabila teman-teman sang korban mengungkit-ungkit atau main hakim sendiri untuk memutuskan apakah ia ”benar-benar telah diperkosa”. Jangan sekali-sekali menganggap bahwa ia menikmati pemerkosaan itu atau ia telah berlaku amoral. Hal terpenting yang dapat dilakukan seorang teman bila dimintai tolong adalah untuk mempercayai dia. Kembalikan kepercayaan dirinya. Siaplah untuk mendengarkan dia bila ia ingin berbicara, namun jangan memaksanya bercerita secara rinci.
Jika pemerkosaan terjadi belum lama berselang, teman-teman dapat membantu sang korban mendapatkan pertolongan medis dan dapat menawarkan tempat yang aman untuk bernaung. Anjurkan dia untuk melaporkan pemerkosaan itu, namun biarkan ia membuat keputusannya sendiri. Ia baru saja mengalami situasi yang membuatnya kehilangan semua kendali. Biarkan dia mengambil kembali sebagian kendali itu dengan tidak menghalanginya untuk memutuskan apa yang selanjutnya hendak dilakukannya.
Keluarga dari para korban pemerkosaan harus melawan desakan untuk bereaksi secara emosional terhadap situasi itu. Mereka mungkin ingin mencari kambing hitam dari pemerkosaan tersebut atau membalas dendam terhadap si pemerkosa, namun keduanya tidak membantu sang korban. Menyalahkan orang lain selain si pemerkosa atas apa yang telah terjadi adalah sia-sia, dan membalas dendam berbahaya. Ini akan menyebabkan sang korban pemerkosaan khawatir akan keselamatan orang-orang yang dikasihinya dan bukannya memusatkan perhatian terhadap pemulihannya.
Keluarga-keluarga hendaknya juga menyadari bahwa banyak korban pemerkosaan memiliki pandangan yang berbeda tentang hubungan seksual setelah mengalami pemerkosaan. Dalam pikiran mereka, hubungan seksual telah menjadi semacam senjata, dan mereka mungkin selama beberapa waktu mengalami kesulitan dalam melakukan hubungan seksual, meskipun dengan orang yang mereka kasihi dan percayai. Karena alasan tersebut, seorang suami hendaknya tidak memaksakan istrinya untuk melakukan kegiatan seksual sampai ia siap untuk itu. Keluarga-keluarga dapat membantu dengan membangun harga diri seorang wanita muda dan memperlihatkan kepadanya bahwa ia tetap dikasihi dan direspek tidak soal apa pun yang telah terjadi atas dirinya. Dukungan yang terus-menerus akan dibutuhkan seraya sang korban pemerkosaan melewati tahap-tahap yang kadang-kadang lama menuju penyembuhan emosi.

Mengatasi Rasa Takut dan Depresi

Wanita-wanita yang pernah diperkosa berkata bahwa reaksi mereka yang paling hebat adalah rasa takut. Kebanyakan korban pemerkosaan tidak berharap dapat tetap hidup setelah penyerangan tersebut. Lalu, mereka mungkin takut diperkosa lagi atau mungkin takut berjumpa dengan si pemerkosa secara kebetulan.
Ketakutan yang dirasakan sewaktu diperkosa dapat bangkit kembali oleh suara, bau-bauan, dan tempat-tempat yang serupa. Jika seorang wanita diperkosa di sebuah lorong, ia mungkin merasa takut melewati sebuah lorong. Jika ia diperkosa di rumah, ia mungkin tidak pernah lagi merasa aman di sana dan mungkin terpaksa pindah. Bahkan menghirup aroma minyak wangi yang serupa dengan yang dipakai si pemerkosa dapat menimbulkan kenangan pahit.
Meskipun sedikit pemerkosaan mengakibatkan kehamilan, banyak korban merasa sangat takut akan kemungkinan tersebut. Banyak yang juga khawatir berkenaan apakah mereka terjangkit penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual. Kira-kira setengah dari korban pemerkosaan mengalami perasaan depresi, putus harapan, dan tidak berharga, yang dapat bertahan selama beberapa minggu hingga beberapa bulan. Mereka juga mungkin berjuang melawan kekhawatiran, fobia, dan serangan-serangan kepanikan.
Meskipun wanita-wanita mungkin tidak dapat mencegah suatu pemerkosaan, pada waktunya mereka dapat mengendalikan pikiran, perasaan, dan reaksi mereka atas penyerangan itu. Mereka dapat belajar untuk menggantikan pikiran negatif dengan pandangan positif tentang diri mereka sendiri.
”Sebaliknya daripada memberi tahu diri sendiri bahwa Anda sangat lemah, tak berguna, atau tak berdaya, belajarlah untuk memberi tahu diri sendiri bahwa keadaan Anda telah amat membaik dan Anda telah jauh melampaui kekalutan setelah penyerangan itu,” kata Linda Ledray dalam buku Recovering From Rape. ”Setiap hari, seraya pikiran dan perasaan negatif Anda semakin berkurang kekuatannya, katakan kepada diri sendiri, ’Saya sedang belajar memulihkan kembali kendali saya.’”
Rasa takut juga dapat diatasi dengan belajar mengenali secara tepat penyebabnya. Bila sang korban mengenali apa yang menimbulkan rasa takut, ia dapat bertanya kepada diri sendiri, Seberapa realistiskah rasa takut itu? Misalnya, jika ia melihat seseorang yang mirip dengan si pemerkosa, ia dapat mengingatkan dirinya sendiri bahwa orang tersebut bukan sang pemerkosa dan bahwa orang itu tidak akan menyakitinya.
Metode lain yang disarankan untuk mengatasi rasa takut adalah mengurangi perasaan sensitif secara sistematis. Sang wanita membuat daftar kegiatan atau situasi yang ditakutinya, mencatatnya secara berurut dari yang kurang ditakuti hingga yang paling ditakuti. Lalu, ia membayangkan dirinya dalam situasi yang paling tidak menakutkan hingga situasi tersebut tidak lagi menakutkannya. Setelah itu, ia beralih ke pokok berikutnya dalam daftar tadi hingga akhirnya ia dapat merasa aman memikirkan semua situasi.
Dengan bantuan seorang teman, ia kemudian dapat membuat kemajuan dengan melakukan kegiatan-kegiatan tersebut dalam kehidupan sehari-harinya, seperti pergi ke luar rumah pada malam hari atau berada sendirian. Ia lambat laun akan dapat mengendalikan rasa takutnya sehingga itu tidak lagi mempengaruhi kegiatan rutinnya sehari-hari. Akan tetapi, takut melakukan beberapa kegiatan—seperti melewati lorong yang gelap pada malam hari—adalah normal, dan tidak ada gunanya untuk mencoba mengatasi keresahan dalam situasi-situasi tersebut.

Mengalihkan Kemarahan

Korban-korban pemerkosaan juga mengalami perasaan marah, yang pada mulanya ditujukan kepada semua laki-laki namun, seraya waktu berlalu, kemarahan biasanya terpusat kepada si pemerkosa. Orang-orang yang marah sering kali melampiaskan kemarahannya tanpa pandang bulu. Orang-orang lain mungkin bereaksi dengan mengubur perasaan mereka. Akan tetapi, kemarahan dapat diarahkan secara konstruktif, dan cara seseorang mengatasi perasaan marahnya dapat membantu penyembuhannya.
Mula-mula, para korban pemerkosaan tidak perlu takut menyatakan kemarahan. Mereka dapat mengutarakan hal ini kepada orang-orang lain. Menjadi terlibat dalam proses hukum atau menulis sebuah catatan juga dapat menjadi suatu penyaluran. Mereka juga dapat menyalurkan kemarahan mereka dengan kegiatan-kegiatan fisik seperti, tenis, tenis dinding, bola tangan, berjalan kaki, joging, bersepeda, atau berenang, yang memberikan manfaat tambahan dalam membantu memerangi depresi.
Anda dapat mengendalikan kembali kehidupan Anda.

Apa yang Akan Menghentikan Pemerkosaan?

Meniadakan pemerkosaan lebih daripada sekadar wanita menyembunyikan diri dari pemerkosa atau melawan mereka habis-habisan. ”Kaum prialah yang memperkosa dan kaum prialah yang secara kolektif memiliki kuasa untuk mengakhiri pemerkosaan,” kata pengarang bernama Timothy Beneke dalam bukunya Men on Rape.
Pemerkosaan tidak akan berakhir sampai kaum pria berhenti memperlakukan kaum wanita sebagai objek belaka dan belajar bahwa hubungan yang sukses tidak bergantung pada dominasi yang kejam. Pada tingkat individu, pria-pria yang matang dapat angkat suara dan mempengaruhi pria-pria lain. Baik pria maupun wanita dapat menolak untuk menanggapi lelucon-lelucon yang berbau seks, menonton film-film yang menampilkan serangan seksual, atau mendukung para pemasang iklan yang mengeksploitasi seks untuk menjual barang.
Orang-tua dapat mengajarkan respek terhadap kaum wanita melalui teladan. Mereka dapat mengajar anak-anak lelaki mereka untuk memandang kaum wanita dengan hormat. Orang-tua dapat mengajar anak-anak lelaki mereka untuk menjadi sahabat bagi kaum wanita dan tidak merasa canggung berada di sekitar mereka. Mereka dapat mengajar anak-anak lelaki mereka bahwa hubungan seksual merupakan suatu pernyataan kasih yang penuh kelembutan yang hanya diperuntukkan bagi pasangan hidup. Orang-tua dapat dengan jelas menyatakan bahwa kekerasan tidak dapat ditoleransi, dan dominasi atas orang-orang lain tidak dapat dihargai. Mereka dapat menganjurkan anak-anak mereka untuk membahas masalah-masalah seksual secara terbuka dengan mereka dan untuk dengan berani menghadapi tekanan seksual.
Akan tetapi, pemerkosaan tidak akan berakhir tanpa perubahan-perubahan revolusioner dalam masyarakat dunia. ”Pemerkosaan bukan hanya masalah perorangan [tetapi] juga masalah keluarga, masalah sosial, dan masalah nasional,” kata peneliti Linda Ledray.

JIKA ANDA DIPERKOSA

□ Dapatkan pemeriksaan medis.
□ Jika Anda kehendaki, minta agar penasihat bagi korban pemerkosaan menemani Anda menjalani prosedur medis dan hukum jika penasihat semacam itu tersedia.
□ Hubungi polisi sesegera mungkin. Para penasihat menyarankan agar melapor demi keselamatan Anda sendiri dan keselamatan wanita-wanita lain. Melapor tidak sama dengan menuntut, namun jika Anda di kemudian hari memilih untuk menuntut, kasus Anda akan dilemahkan karena laporan yang terlambat.
□ Pertahankan bukti-bukti. Jangan langsung mandi, berganti pakaian, keramas atau menyisir rambut, atau menghilangkan sidik jari tangan atau jejak kaki.
□ Personel medis akan mengumpulkan bukti-bukti dan akan melakukan tes untuk penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual dan tes kehamilan. Jika mereka menawarkan pil pencegah kehamilan, atau yang dikenal sebagai pil pagi hari, umat kristiani hendaknya waspada bahwa obat-obat semacam itu dapat mengakibatkan tubuh menggugurkan telur yang sudah dibuahi.
□ Lakukan apa yang harus Anda lakukan untuk merasa aman—mengganti gembok, tinggal bersama teman, memasang palang pada pintu Anda—tidak soal apakah Anda tampak berlebihan atau tidak.
□ Yang terutama, bacalah Kitab suci untuk mendapatkan penghiburan, berdoa, bahkan panggil nama-Nya keras-keras, selama dan setelah penyerangan. Andalkan teman-teman dekat untuk mendapatkan dukungan. Dan carilah pergaulan dengan teman-teman yang sehat.


Sumber:
Sedarlah! 8/3 1993



Identitas Anda Dapat Dicuri!

WANITA muda itu mulai menerima pesan-pesan tak senonoh di mesin penjawab teleponnya dari beberapa pria. Kemudian, seorang pria meneleponnya dan mengatakan bahwa ia menerima undangan amoral yang diposkan di Internet oleh wanita ini. Padahal, wanita ini bahkan tidak punya komputer. Butuh waktu agak lama bagi wanita ini untuk mendapati bahwa seseorang telah menaruh identitasnya di ruang siber dan mengeposkan iklan itu di Internet. Tidak hanya itu, sang penipu yang tidak kelihatan ini memberikan alamat wanita itu, arah ke tempat tinggalnya, dan bahkan saran tentang cara melewati sistem alarm rumahnya!
Kebanyakan dari kita meremehkan identitas kita. Kita tahu siapa kita, dan jika ditantang, kita dapat membuktikannya. Namun, alat yang sering kita gunakan sebagai bukti atas identitas kita—akta kelahiran, nomor identitas, surat izin mengemudi, paspor, kartu tanda penduduk, dan semacamnya—semakin mudah untuk dipalsukan atau dicuri sehingga muncullah istilah kejahatan baru, ”pencurian identitas”.
[Di banyak negara, warga negara dan penduduk diberi semacam nomor identitas. Ini dapat digunakan tidak hanya untuk identitas pribadi tetapi juga untuk urusan pajak dan kesehatan. Di Amerika Serikat, warga negara menerima apa yang disebut sebagai Nomor Jaminan Sosial (Social Security Number). Istilah untuk nomor identitas seperti itu beragam dari satu negeri ke negeri lainnya.]

Suatu Epidemi Penipuan

Tipe kejahatan ini bersifat kompleks, penuh tipu daya, dan kemungkinan besar mendatangkan kehancuran. Korban tiba-tiba menemukan bahwa seseorang sedang menggunakan banyak uangnya, menipu kreditor, dan menyebabkan kekacauan lain dengan menggunakan nama korban. Di beberapa negeri, hukum melindungi korban agar tidak membayar tuntutan-tuntutan ini, tetapi mereka dapat berakhir dengan reputasi yang rusak dan tidak lagi dipercaya untuk diberi kredit.
Lembaga-lembaga penegak hukum, orang-orang yang memiliki akses ke informasi konfidensial dalam industri perkreditan, dan kelompok-kelompok konsumen secara luas mengakui bahwa pencurian identitas menyebabkan kerugian miliaran dolar per tahun. Tidak ada cara untuk mengetahui dengan tepat berapa banyak orang yang dicurangi lewat pencurian identitas. Salah satu problem terbesarnya adalah bahwa bisa saja seseorang tidak tahu bahwa identitasnya sudah dicuri sampai berbulan-bulan kemudian. Beberapa lembaga penegak hukum menyebut pencurian identitas sebagai kejahatan yang paling cepat merajalela di Amerika Serikat. Problem yang sama dilaporkan juga di negara-negara yang lain.
Yang lebih parah lagi, para pencuri ini tahu bahwa penipuan identitas sulit untuk diselidiki dan bahwa itu jarang dituntut. ”Bagi para kriminal, kejahatan ini tidak ditujukan kepada individu,” komentar Cheryl Smith, seorang penyidik khusus. ”Korbannya adalah bank atau toserba. Para pencuri ini tidak berpikir untuk mencelakakan individu.”

Mengintai Nama Anda

Pencuri identitas biasanya mencuri satu atau lebih potongan-potongan kunci dari data pribadi Anda, seperti nomor KTP atau surat izin mengemudi. Kemudian, mereka menggunakannya untuk menjadi diri Anda dan membuka rekening kredit menggunakan nama Anda. Pada saat yang sama, mereka menyimpangkan kertas-kertas catatan yang menyusul akibat transaksi itu ke kotak pos mereka. Mereka menghabiskan sebanyak dan secepat mungkin uang itu. Anda tidak akan tahu apa yang sedang terjadi sampai tagihan datang.
Bagaimana orang-orang yang tidak bermoral ini mencuri informasi pribadi seperti itu? Sangat mudah. Hal ini sering kali dimulai dengan mengumpulkan data pribadi yang secara rutin banyak orang berikan sewaktu membuat permohonan kredit atau kepada telemarketer. Beberapa pencuri melakukan ’dumpster diving’, mengorek-ngorek tempat sampah Anda guna memperoleh catatan bank, hipotek, atau kredit. Ada pula yang mengambil surat yang berhubungan dengan keuangan dari kotak-kotak surat. ’Shoulder surfer’ adalah pencuri yang menggunakan kamera atau binokular untuk melihat korban mereka menekan nomor-nomor pada Anjungan Tunai Mandiri (ATM) atau telepon umum. Di beberapa negeri, banyak informasi pribadi tersedia di pengadilan, dokumen publik, atau Internet.

Mencuri Reputasi Anda

Setelah pencuri itu memiliki nomor KTP Anda, ia mungkin membutuhkan juga informasi identitas lain, seperti tanggal lahir serta alamat dan nomor telepon. Dengan informasi ini, dan mungkin sebuah surat izin mengemudi palsu dengan fotonya sendiri di situ, sang pencuri dapat memulai kejahatannya. Seorang pencuri akan membuat permohonan untuk mendapatkan kredit cepat secara pribadi maupun lewat pos, mengajukannya dengan menggunakan identitas Anda. Ia sering menyediakan alamatnya sendiri, mengatakan bahwa ia telah pindah. Karena terburu-buru dalam mengeluarkan kredit, pemeriksa kredit tidak selalu memastikan informasi atau alamat.
Jadi, setelah sang penipu membuka rekening pertama ini, ia dapat menggunakan rekening yang baru ini bersama dengan potongan-potongan informasi identitas lainnya untuk menambah kredibilitasnya. Kemudahan ini membuat penipuan tersebut semakin menjamur. Sekarang, sang kriminal sudah berada di jalan untuk menjadi kaya, dan pada saat yang sama sedang menghancurkan kredit dan nama baik Anda.
Memperbaiki kerusakan dapat menyulitkan, menghabiskan banyak waktu, dan membuat frustrasi. Mari Frank, seorang jaksa dari Kalifornia, mendapati betapa sukarnya keadaan sewaktu seorang penipu menghabiskan uang sebanyak 100.000 dolar AS menggunakan namanya. ”Saya harus menulis 90 surat dan menghabiskan 500 jam untuk membersihkan nama saya,” katanya. ”Ini adalah perjuangan untuk kredit Anda dan kewarasan Anda. . . . Sering kali, Anda tidak tahu siapa yang sedang melakukannya, dan pelakunya tidak pernah tertangkap.”

Apa yang Harus Dilakukan

Jika Anda menjadi korban pencurian identitas, ada sejumlah langkah yang dapat Anda ambil. Pertama-tama, disarankan agar Anda menghubungi dan memberi tahu divisi penipuan dari kantor kredit di daerah Anda. Kemudian, dilanjutkan dengan pernyataan tertulis, dan permohonan agar Anda dihubungi untuk memastikan permohonan kredit di masa mendatang.
Berikutnya, lapor ke polisi. Pastikan bahwa Anda mendapatkan salinan laporan polisi karena Anda mungkin membutuhkannya untuk memberi tahu kreditor.
Anda juga harus memberi tahu bank dan perusahaan kartu kredit yang dengannya Anda melakukan transaksi. Bahkan jika sang pencuri menggunakan informasi yang dicuri untuk membuat kartu kredit baru, langkah teraman adalah jika Anda membuat ulang semua kartu kredit Anda. Juga, jika rekening cek dan tabungan Anda telah diserang, mungkin Anda perlu membuka yang baru. Mungkin, Anda juga perlu memperoleh kartu ATM dan KTP baru.

Apakah Ada Solusinya?

Pemerintah, lembaga penegak hukum, dan lembaga kredit sedang mencari-cari cara untuk mencegah pencurian identitas. Di beberapa tempat, undang-undang telah diberlakukan, yang menyatakan bahwa ini adalah kejahatan besar dan bahwa lebih baik melindungi informasi pribadi. Tindakan-tindakan pencegahan berteknologi tinggi telah ditawarkan. Ini termasuk sidik jari digital yang dikodekan ke dalam kartu, kartu ATM yang mengenali sidik telapak tangan atau pola suara, kartu chip yang dapat menyimpan informasi identitas pribadi seperti golongan darah dan sidik jari, dan kartu dengan setrip tanda tangan yang tidak dapat dihapus.
Selain dari metode pencegahan yang canggih ini, ada hal-hal praktis yang dapat Anda lakukan untuk menjaga diri Anda:

Cara Melindungi Diri dari Pencurian Identitas

● Berikan nomor KTP hanya kalau memang benar-benar perlu.
● Jangan membawa kartu kredit tambahan, KTP, akta kelahiran, atau paspor dalam dompet, kecuali bila diperlukan.
● Sobek-sobeklah formulir permohonan kredit yang akan disetujui sebelum membuangnya. Sobeklah juga rekening bank, telepon, kuitansi kartu kredit, dan semacamnya.
● Gunakan tangan Anda sebagai penutup sewaktu menekan nomor pada ATM atau sewaktu menelepon jarak jauh menggunakan kartu. ”Shoulder surfer” bisa saja berada di sekitar situ, mengamati dengan binokular atau kamera.
● Milikilah kotak surat yang dapat dikunci, guna mengurangi pencurian surat.
● Ambillah cek-cek baru di bank, daripada menerimanya melalui pos.
● Simpanlah daftar atau fotokopi dari semua nomor rekening kredit di tempat yang aman.
● Jangan pernah memberikan nomor kartu kredit Anda atau informasi pribadi lainnya lewat telepon kecuali Anda memiliki hubungan bisnis yang dapat dipercaya dengan perusahaan tersebut atau Anda yang menelepon.
● Hafalkan kata sandi Anda. Jangan menyimpan catatan tertulis berisi kata sandi di dompet Anda.
● Dapatkan salinan laporan kredit Anda secara rutin jika mungkin.
● Singkirkan nama Anda dari daftar promosi yang dioperasikan oleh biro pelaporan kredit dan pihak-pihak yang memberikan kredit.

’Shoulder surfer’ mengamati korban mereka sedang menekan nomor-nomor di telepon umum atau ATM
 
’Dumpster diver’ mengorek sampah untuk mencuri informasi pribadi

Dengan pemikiran ke depan dan perencanaan yang matang, Anda mungkin dapat turut mengurangi risiko pencurian identitas!


Sumber:
Sedarlah! 22/3 2001