Bagian 6:
Nilai-Nilai Moral
Banyak orang mengakui bahwa perbuatan baik adalah bentuk keindahan yang tertinggi. Misalnya, bersikap loyal pada prinsip sewaktu menghadapi penganiayaan, bertindak tidak mementingkan diri dengan memberikan kelegaan kepada orang-orang lain yang menderita, dan mengampuni seseorang yang melukai hati kita adalah tindakan yang memikat perasaan moral orang-orang yang rasional di mana-mana. ”Pemahaman seseorang pasti memperlambat kemarahannya, dan adalah keindahan di pihaknya untuk memaafkan pelanggaran". ”Hal yang berharga pada diri manusia adalah kebaikan hatinya yang penuh kasih.”
Kita mengetahui bahwa beberapa orang, dan bahkan kelompok-kelompok orang, mengabaikan atau menginjak-injak nilai-nilai moral yang luhur, namun mayoritas tidak. Dari manakah sumber nilai-nilai moral yang sesungguhnya terdapat pada hampir semua bidang dan pada segala periode? Jika tidak ada Sumber moralitas, tidak ada Pencipta, apakah standar benar dan salah semata-mata berasal dari orang-orang, masyarakat manusia? Pertimbangkan sebuah contoh: Banyak orang dan kelompok menganggap pembunuhan itu salah. Namun, seseorang dapat bertanya, ’Salah bila dibandingkan dengan apa?’ Jelaslah terdapat suatu perasaan moralitas yang mendasari masyarakat manusia secara umum dan yang telah dimasukkan ke dalam undang-undang di banyak negeri. Apa sumber standar moralitas ini? Mungkinkah itu adalah Pencipta yang cerdas yang memiliki nilai-nilai moral dan yang menempatkan kesanggupan hati nurani, atau kesadaran etika, dalam diri manusia?
Sumber:
No comments:
Post a Comment