When you run so fast to get somewhere, you miss the fun of getting there.
Life is not a race, so take it slower.
Hear the music before the song is over.
You are part of the puzzle of someone else's life.
You may never know where you fit but others will fill the holes in their lives with pieces of you.
So if you run out of reasons to live, remember that someone else's life may never be complete without you in it.

Monday, June 25, 2012

KEBANGKITAN DAN KEJATUHAN DUNIA PERDAGANGAN. Bagian 3: Perdagangan yang Tamak Menyingkapkan Belangnya


Kebangkitan dan Kejatuhan Dunia Perdagangan

Bagian 3: Perdagangan yang Tamak Menyingkapkan Belangnya



SERAYA abad ke-16 mulai, perdagangan di bagian utara Eropa dikuasai oleh Liga Hansa, suatu asosiasi perdagangan kota-kota Jerman; di bagian barat oleh Inggris dan Belanda; dan di bagian selatan oleh Venesia.


Selama berabad-abad, Venesia memonopoli perdagangan rempah-rempah. Berbagai perjanjian yang dibuat dengan orang-orang Arab, dan kemudian dengan orang-orang Turki Ottoman, ini dengan sukses menutup jalur perdagangan Timur kepada calon-calon para pesaing. Bila bangsa lain ingin menantang monopoli ini, mereka harus mencari jalur-jalur baru ke Timur Jauh. Pencarian mulai. Salah satu hasil pencarian ini adalah penemuan dan penaklukan benua Amerika.


Selama tahun-tahun 1490-an, paus memberikan restunya kepada Portugal dan Spanyol untuk berkampanye menaklukkan dunia yang belum dikenal pada waktu itu. Tetapi bukan sekadar imbauan agama yang memotivasi dua kekuasaan Katolik ini. Profesor Shepard Clough berkomentar, ”Segera setelah klaim-klaim atas bagian-bagian dunia yang baru ditemukan itu telah dipancangkan, para pembuat klaim membuat upaya gila-gilaan atas negeri yang mereka temukan untuk mendapatkan apa pun yang mendatangkan keuntungan ekonomi.” Ia menambahkan, ”Ada nafsu yang hampir dapat dikatakan bejat dalam sikap para pelopor tersebut untuk cepat-cepat menjadi kaya. Berikut ini adalah komentar yang menarik tentang motif di balik maupun ideologi yang berlaku secara umum di dunia Barat.” Nafsu rendah untuk mendapatkan emas dan menggerakkan para penakluk dari Spanyol dalam menjarahi Dunia Baru.


Sementara itu, Belanda mulai berkembang menjadi suatu kekuatan perdagangan yang dominan, suatu kecenderungan yang tidak dapat ditahan oleh satu raksasa perdagangan mana pun. Sebenarnya, sepanjang abad ke-17, jelas kelihatan bahwa hanya Inggris yang cukup kuat untuk menantang Belanda. Persaingan ekonomi semakin ketat. Dalam 30 tahun, pada tahun 1618, Inggris melipatgandakan ukuran armadanya; pada pertengahan abad ke-17, jumlah kapal barang Belanda kira-kira empat kali ukuran armada gabungan Italia, Portugal dan Spanyol.


Maka pusat perdagangan Eropa pun beralih dari daerah sekitar Laut Tengah ke pesisir Atlantik. Dengan menyebutnya ”revolusi perdagangan” dan ”salah satu perubahan lokasi terbesar dalam sejarah”, Clough mengatakan bahwa kejadian itu menciptakan suatu ”kesejahteraan ekonomi yang memungkinkan kepemimpinan politik dan budaya Eropa Barat atas kebudayaan Barat”.


Imperium Dibangun Bukan Hanya di Atas Gula dan Rempah-Rempah

Pada tahun 1602, Belanda menggabungkan sejumlah perusahaan dagang yang diarahkan oleh para pedagang dan membentuk Perusahaan Dagang Hindia Timur (Vereenigde Oost Indische Compagnie atau VOC). Pada dekade-dekade berikutnya, selain mendapatkan sukses perdagangan tertentu di Jepang dan Jawa, ia mengusir Portugis dari wilayah yang sekarang disebut Malaysia Barat, Sri Lanka dan Kepulauan Maluku (Kepulauan Rempah-Rempah). ”Seperti Portugis dan Spanyol,” kata Clough, ”[Belanda] ingin agar keuntungan perdagangan di Timur eksklusif untuk diri mereka sendiri.” Dan tidak mengherankan! Perdagangan menjadi begitu menguntungkan, sehingga pada abad ke-17, Belanda menjadi negara termakmur di Eropa Barat, jika diukur dari pendapatan per kapita. Amsterdam menjadi pusat keuangan dan perdagangan di dunia Barat.



"Bisnis Perbankan

  S.M.: Kuil-kuil Babel dan Yunani purba menyimpan uang logam milik para deposan untuk tujuan pengamanan; karena tidak setiap orang membutuhkan uang logamnya pada waktu yang bersamaan, sebagian uang tersebut dapat dipinjam oleh orang lain.
  Abad Pertengahan: Perbankan modern mulai, dikembangkan oleh para pedagang Italia menggunakan para pendeta keliling sebagai agen untuk mengirimkan surat-surat kredit (SK) dari satu negara ke negara lainnya; di Inggris pandai emas mulai meminjamkan dengan bunga sejumlah uang yang didepositokan kepada mereka untuk pengamanan.
  1408: Suatu institusi yang oleh beberapa orang disebut sebagai pelopor perbankan modern didirikan di Genoa, Italia, yang diikuti oleh institusi serupa di Venesia (1587) dan Amsterdam (1609). Seorang sejarawan mengatakan bahwa ”pelayanan efisien yang diberikan oleh Bank Amsterdam menyumbangkan peran mereka dalam menjadikan Amsterdam sebagai pusat keuangan dunia”.
  1661: Bank Stockholm, cabang dari Bank Amsterdam, mulai menerbitkan uang kertas (surat perjanjian pihak bank untuk membayar kepada pemegangnya), suatu praktik yang kelak disempurnakan oleh Inggris.
  1670: Lembaga kliring yang pertama dibuka di London, merupakan suatu badan usaha perbankan untuk menyelesaikan tagihan dan rekening kedua belah pihak; lahirnya cek modern, juga pada tahun ini, nasabah bank diperbolehkan memindahkan tanda terima deposito ke bank-bank lain atau sebagian dari saldo kreditnya kepada orang lain.
  1694: Bank Inggris didirikan yang menjadi bank yang terkemuka karena menerbitkan uang kertas (pencipta uang kertas).
  1944: Pendirian Bank Internasional untuk Rekonstruksi dan Pembangunan (IBRD), yang disebut juga Bank Dunia, suatu perwakilan khusus yang berhubungan erat dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan dirancang untuk memberikan bantuan keuangan kepada negara-negara anggota untuk proyek-proyek rekonstruksi dan pembangunan.
  1946: Dana Moneter Internasional (IMF) didirikan untuk ”mempromosikan kerja sama moneter, stabilitas kurs valuta, ekspansi perdagangan; mengatasi kesulitan neraca pembayaran”.—The Concise Columbia Encyclopedia.
  1989: Delors Plan mengusulkan bahwa Masyarakat Eropa menerima valuta umum dan mendirikan Bank Sentral Eropa selama tahun-tahun 1990-an.
  1991: Peresmian Bank Eropa untuk Rekonstruksi dan Pembangunan, suatu badan yang dibentuk tahun 1990 oleh lebih dari 40 negara untuk menyediakan bantuan keuangan dalam memulihkan perekonomian yang sudah lemah di Eropa Timur."



Denmark dan Perancis membentuk perusahaan dagang serupa. Namun yang pertama, dan satu-satunya yang kemudian paling berpengaruh, didirikan tahun 1600, yaitu Perusahaan Dagang Hindia Timur Inggris (English East India Company). Perusahaan ini menggantikan Perancis dan Portugis di India. Kemudian, orang-orang Inggris juga memperoleh supremasi perdagangan di Cina.


Sementara itu, di Belahan Bumi Barat, Perusahaan Dagang Hindia Barat Belanda menjalankan bisnis gula, tembakau dan kulit binatang. Dan Inggris, setelah mendirikan Perusahaan Teluk Hudson di Kanada tahun 1670, sibuk berupaya menemukan jalur barat laut ke Pasifik seraya mereka berdagang dengan negeri-negeri yang berdekatan dengan Teluk Hudson.


Jurnalis Peter Newman mengatakan bahwa perjuangan antara Perusahaan Teluk Hudson dan salah satu saingannya, Perusahaan Barat Laut, ”merupakan suatu pertandingan bisnis untuk mendapatkan pasar dan kulit binatang, namun segera berubah menjadi suatu pencarian kekuasaan dan wilayah . . . Masing-masing pihak menyelesaikan pertikaian mereka dalam darah”. Korban yang nyata adalah suku-suku Indian yang mengadakan perdagangan dengan kedua perusahaan ini. ”Minuman keras menjadi alat penukar untuk perdagangan kulit binatang,” katanya, menambahkan sehingga ”perdagangan dengan minuman keras merusak keluarga-keluarga dan menghancurkan kebudayaan Indian.” [Catatan: Korban tidak bersalah lainnya akibat perdagangan yang tamak di Dunia Baru adalah sekawanan 60 juta bison Amerika Utara yang semuanya, dimusnahkan begitu saja, sering kali hanya untuk diambil kulit dan lidahnya.]


Maka muncullah dua imperium yang berkuasa dan berpengaruh, keduanya dibangun bukan hanya di atas gula dan rempah-rempah—tetapi juga di atas darah! Perdagangan yang tamak telah menyingkapkan belangnya. Seperti dikatakan oleh The Columbia History of the World, ”Belanda dan Inggris mengarungi lautan di dunia sebagai agen-agen untuk badan-badan usaha perdagangan . . . Bagi perusahaan-perusahaan ini, motif mencari keuntungan adalah yang paling utama.”


Keuntungan dengan Mengorbankan Orang-Orang Lain

Dari abad ke-16 hingga ke-18, suatu sistem ekonomi yang dikenal sebagai merkantilisme amat kuat mempengaruhi pemikiran Eropa. The New Encyclopædia Britannica menjelaskan, ”[Merkantilisme] mendesak agar penambahan kekayaan, khususnya kekayaan dalam bentuk emas, merupakan kepentingan utama kebijakan nasional. . . . Kebijakan dagang yang didikte oleh filsafat kaum pedagang cukup sederhana: menganjurkan ekspor-ekspor, mencegah impor-impor dan mengambil jumlah keseluruhan hasil surplus ekspor dalam bentuk emas.”


Dengan menerapkan kebijakan ini sering kali timbul ketidakadilan yang menyakitkan. Koloni-koloni diperas seraya berton-ton emas disita untuk kepentingan negara induk mereka. Secara sederhana, merkantilisme mencerminkan sikap tamak, mementingkan diri yang dipupuk oleh dunia perdagangan sejak semula, suatu semangat yang masih terus ada.


Merkantilisme mendapat kritik-kritik, salah satu di antaranya seorang pria Skot bernama Adam Smith. Smith, seorang ahli filsafat sosial dan politik ekonomi yang terkemuka, menerbitkan buku ilmu ekonomi pada tahun 1776 berjudul An Inquiry Into the Nature and Causes of the Wealth of Nations. Meskipun menentang merkantilisme, Smith tidak berterus-terang menentang pengejaran keuntungan yang dimotivasi oleh sikap mementingkan diri. Sebaliknya, ia mengukuhkan pendapat bahwa umat manusia diarahkan oleh ”tangan yang tidak kelihatan” yang memotivasi mereka untuk terjun dalam persaingan ekonomi demi tujuan-tujuan yang mementingkan diri; namun sikap mementingkan diri serupa, kata Smith menandaskan, dapat bermanfaat bagi masyarakat secara keseluruhan.


Smith menyokong teori laissez-faire (Bahasa Perancis: ”biarkanlah”), yang berisi gagasan bahwa pemerintah hendaknya tidak terlalu banyak mencampuri kegiatan ekonomi individu-individu. Dengan demikian, dengan jelas ia menyatakan ideologi kapitalisme klasik.


Kapitalisme, sistem ekonomi yang cukup berpengaruh dewasa ini dan, menurut pendapat beberapa orang yang paling sukses, memiliki ciri-ciri yaitu hak milik pribadi atas kekayaan, dengan perdagangan bebas antar individu atau perusahaan yang bersaing satu sama lain demi keuntungan. Sejarah kapitalisme modern mulai pada abad ke-16 di kota-kota wilayah tengah dan utara Italia, namun akarnya mencapai lebih jauh ke belakang. Professor Emeritus Sejarah Elias J. Bickerman menjelaskan bahwa ”pemakaian kata ’kapital’ dalam bidang ekonomi berasal dari bahasa Latin caput, yang berarti ’kepala’, berasal dari istilah Babel yang juga berarti ’kepala’ dan memiliki pengertian yang sama dalam bidang ekonomi”.


Perdagangan menyingkapkan belangnya dalam mengejar kepentingan diri sendiri maupun kepentingan nasional. Sebagai contoh, ia belum undur dari tindakan menyembunyikan kebenaran. The Collins Atlas of World History mengatakan, ”Para kartografer (pembuat peta) juga ikut berperan dan dengan tidak rela diatur oleh, strategi perdagangan. Banyak penemuan menyingkapkan tak terhitung banyaknya sumber-sumber kekayaan. Dapatkah si pembuat peta diizinkan untuk menyingkapkan informasi ini kepada dunia? Atau sebaliknya, haruskah ia menyembunyikannya itu dari para pesaing yang potensial? . . . Pada abad ketujuh belas, Perusahaan Dagang Hindia Timur (VOC) tidak menerbitkan dokumen yang dapat memberikan informasi kepada para pesaingnya.”


Perdagangan telah melakukan hal yang jauh lebih buruk. Semenjak abad ke-17 hingga abad ke-19, ia menciptakan suatu bisnis yang menjual kira-kira sepuluh juta orang Afrika sebagai budak, ribuan dari mereka mati sewaktu transit ke benua Amerika. Buku Roots, oleh Alex Haley, dan acara drama televisi-nya pada tahun 1977, melukiskan gambar hidup tragedi yang buruk ini.


Batu-Batu Bata—Bagaimana Penggunaannya?
Sejak awal sejarah umat manusia, manusia yang tidak sempurna telah belajar dengan cara mencoba-coba. Bukan melalui wahyu ilahi, melainkan melalui riset yang tak kenal lelah atau mungkin karena kebetulan, mereka menemukan kebenaran-kebenaran ilmiah dasar, yang dimanfaatkan untuk penemuan-penemuan baru. Pada tahun 1750, seraya Inggris Raya mulai beralih dari perekonomian agraris ke perekonomian yang didominasi oleh industri dan penggunaan mesin-mesin, beberapa dari penemuan ini—bagaikan batu-batu bata—tersedia untuk membangun suatu dunia baru.


Kincir angin, yang dikenal di Iran dan Afganistan pada awal abad keenam atau ketujuh M., menyiapkan jalan bagi penemuan dan pengembangan sumber-sumber energi lainnya. Namun, apakah perdagangan yang tamak akan bersedia melepaskan keuntungan yang begitu luar biasa untuk memastikan bahwa sumber-sumber daya ini tetap aman, bebas polusi dan dapat diandalkan? Atau apakah ia mengambil kesempatan dari krisis energi—bahkan mungkin menciptakannya—untuk kepentingan keuntungan pribadi?


Mesiu, yang ditemukan di Cina pada abad kesepuluh, menguntungkan pekerjaan pertambangan dan konstruksi. Namun apakah perdagangan yang tamak memiliki keberanian moral untuk menahan diri agar tidak memanfaatkannya untuk membuat senjata demi memperkaya para pedagang senjata dengan mengorbankan kehidupan manusia?


Besi tuangan, mungkin terdapat di Cina pada awal abad keenam M., merupakan pelopor pembuatan baja yang belakangan menjadi fondasi pembangunan dunia modern. Namun apakah perdagangan yang tamak bersedia menurunkan tingkat keuntungannya demi mencegah polusi, kecelakaan dan kepadatan yang ditimbulkan pada abad industri?


Pada waktunya akan terungkap. Bagaimanapun juga, bata-bata ini dan bata-bata lainnya ditetapkan untuk turut menciptakan suatu revolusi dunia, yang pada gilirannya, akan membantu mengarah kepada sesuatu yang belum pernah terjadi di dunia.




source:
Sedarlah! Februari 1992

No comments:

Post a Comment