When you run so fast to get somewhere, you miss the fun of getting there.
Life is not a race, so take it slower.
Hear the music before the song is over.
You are part of the puzzle of someone else's life.
You may never know where you fit but others will fill the holes in their lives with pieces of you.
So if you run out of reasons to live, remember that someone else's life may never be complete without you in it.

Friday, July 5, 2013

Tangan Kita yang Mengagumkan

SAMBIL berteriak keras, pemuda itu melempar palunya dan menggenggam ibu jarinya erat-erat seolah-olah hendak menekan rasa nyeri. Ia bukannya memukul paku, lagi-lagi ia memukul ibu jarinya.
Pada saat seperti itu, calon tukang kayu itu agaknya merasa bahwa ia lebih baik tidak memiliki ibu jari. Namun, ibu jari yang sering kali ”tidak luwes” itu merupakan bagian dari organ tubuh yang paling berharga, yang kita masing-masing miliki—tangan manusia.
Karena kita sangat terbiasa dengan kedua tangan kita—jari-jari yang cekatan, sendi-sendi yang fleksibel, saraf-saraf yang sensitif, dan sebagainya—kita mudah mengabaikan nilainya. Tetapi, hampir tidak ada pekerjaan apa pun yang dapat kita lakukan tanpa menggunakan tangan. Raja Salomo (Sulaiman) yang bijaksana mendesak, ”Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga.” (Pengkhotbah 9:10) Dengan tepat, ia memilih tangan sebagai lambang kegiatan manusia, karena tangan sesungguhnya merupakan perkakas yang berharga yang tak ada bandingannya.

Dibuat secara Menakjubkan

Jari-jari kita dapat bergerak cepat di atas tombol-tombol mesin tik dengan kecepatan lebih dari seratus kata per menit. Mereka dapat menari-nari di atas ke-88 tuts piano dan menerjemahkan selembar kertas bertuliskan nada-nada menjadi musik yang sangat indah. Namun, bagaimana dengan ibu jari? Nah, silakan coba: Buka lebar-lebar telapak tangan Anda, dan luruskan jari-jari Anda. Tekuk masing-masing jari, mulai dari kelingking. Perhatikan, seberapa sukarkah untuk menjaga agar jari-jari lainnya tidak turut bergerak? Sekarang, tekuk ibu jari Anda, gerakkan ke atas dan ke bawah, buat gerakan memutar. Anda benar-benar dapat melakukannya tanpa turut menggerakkan jari-jari lainnya. Keadaan independen yang unik dari ibu jari ini—dimungkinkan oleh sendi pelana yang fleksibel pada basisnya dan karena memiliki susunan otot sendiri—memberinya banyak kesanggupan istimewa.
Salah satunya adalah bahwa ibu jari kita yang lentuk ini dapat menyentuh permukaan setiap jari, atau dapat mencengkeram setiap jari. Detail yang tidak penting? Cobalah memungut uang logam tanpa menggunakan ibu jari Anda, atau membuka stoples, atau memutar pegangan pintu. Bahkan teman kita, para tukang kayu, membutuhkan ibu jari mereka yang ”tidak luwes” itu supaya mereka dapat memegangi paku di tempatnya atau mengayunkan palunya. Sebenarnya, untuk melumpuhkan tentara musuh yang ditawan, bangsa-bangsa purba tertentu menerapkan praktik yang kejam dengan memotong ibu jari tentara-tentara itu.
Untuk memungkinkan jari-jari melakukan segala sesuatu, mereka memiliki sedikit otot yang mengagumkan. Sekilas, ini mungkin kelihatannya suatu kelemahan, karena lebih banyak otot berarti lebih kuat. Akan tetapi, otot-otot cenderung mengembang apabila digunakan terus-menerus. Apa jadinya apabila jari-jari kita sarat dengan otot-otot yang kuat? Karena banyaknya pekerjaan yang dilakukan jari-jari kita, tangan kita akan segera membentuk bantalan tebal, sehingga pekerjaan yang rumit atau sulit akan sukar atau mustahil dilakukan. Sungguh kita beruntung bahwa Pencipta kita dengan bijaksana menempatkan kebanyakan otot pada lengan bawah, menghubungkannya dengan jari-jari menggunakan tendon-tendon yang kuat!
Sarung Tangan yang Sangat Cocok
Kulit yang membalut tangan Anda lebih daripada sekadar pembungkus. Cubitlah kulit pada punggung tangan Anda. Anda akan melihat bahwa kulit itu lunak dan mudah digerakkan. Itu memungkinkan kepalan tangan menutup. Sekarang, bagaimana dengan telapak tangan? Kulit di daerah itu tidak dapat bergeser jauh-jauh dari telapak tangan. Coba bayangkan alangkah sukarnya untuk menggenggam sesuatu dengan kuat apabila kulit telapak tangan terus bergeser kian kemari. Untuk memperkuat genggaman, telapak tangan dilengkapi bantalan. Timbunan lemak ini khususnya tebal persis di pangkal jari-jari dan di pergelangan tangan—titik-titik tekanan yang umum sewaktu kita menggenggam atau menekan sesuatu.
Apabila Anda melihat dengan saksama telapak tangan Anda sebelah dalam, Anda akan mendapati bahwa kulit di situ tidak terlalu licin. Selain garis-garis utama, telapak tangan dipenuhi dengan banyak garis-garis halus yang sejajar dan pusaran yang disebut garis-garis papiler. Seperti guratan-guratan pada sol sepatu Anda, garis papiler menyediakan kekuatan yang lebih baik dan meningkatkan daya cengkeram.
Ujung-ujung garis papiler tersebut terbuka bagi butiran kecil keringat yang melembabkan telapak tangan. Tidak diragukan lagi Anda pernah melihat seorang pekerja menggosok-gosokkan kedua tangannya kuat-kuat sebelum memulai pekerjaan yang berat. Ini bukan sekadar kebiasaan. Menggosokkan tangan menimbulkan panas, yang merangsang keluarnya keringat. Kelembaban menghasilkan gesekan bagi cengkeraman yang lebih baik. Apa yang Anda lakukan sewaktu Anda sulit membalik halaman-halaman buku yang kertasnya sangat tipis? Kemungkinan, cara yang sama—Anda menggosok-gosokkan ujung-ujung jari Anda pada ibu jari untuk memudahkan Anda membalik lembar-lembar kertas yang tipis itu.
Garis melingkar dan berpusar pada ujung jari Anda mempunyai kegunaan lain—mereka membentuk sidik jari Anda yang unik. Meskipun benar-benar luar biasa, pada bidang ujung jari yang sempit terletak suatu pola garis yang tidak ada duanya di lebih dari 50 miliar jari dan ibu jari yang pernah ada. Meskipun anak kembar kelihatannya benar-benar mirip, sidik jari membedakan mereka. Menarik sekali, jauh ke belakang pada abad ketiga S.M., pengusaha Cina mengenali para pelanggannya melalui sidik jari, yang terbukti dapat diandalkan sebagaimana halnya tanda tangan. Sesungguhnya, bahkan luka pada jari tidak akan mengubah sidik jari Anda. Ia akan tumbuh kembali tanpa berubah asalkan kerusakannya tidak terlalu parah.
Ribuan Saraf
Meskipun tangan kita tidak dapat melihat, mendengar, atau mencium, akan tetapi mereka merupakan salah satu alat utama untuk meraba dunia di sekitar kita. Contohnya, apa yang akan Anda lakukan sewaktu Anda mendapati diri di dalam ruangan yang sangat gelap? Anda akan mengulurkan tangan, merentangkan jari-jari Anda, dan meraba-raba di seputar ruangan. Ya, kedua tangan kita bukan hanya perkakas yang berharga, tetapi juga perangkat sensor yang peka. Mereka menyediakan bagi kita arus informasi yang terus-menerus—tungku itu panas, handuk itu basah, gaun itu halus, bulu-bulu kucing itu lembut, dan seterusnya. Indera kelima kita, indera peraba, bermula dari kedua tangan.
Ujung-ujung jari kita juga sangat sensitif karena mereka memiliki ujung saraf sensor berkonsentrasi tinggi—9.000 ujung saraf untuk 1,4 sentimeter persegi. Apabila Anda memegang dua jarum dengan jarak 6 milimeter dan menyentuhkannya ke wajah Anda, jarum-jarum itu akan terasa seperti satu tusukan kecil saja. Tetapi, sentuhkan jarum-jarum yang sama ke ujung jari, dan saraf-saraf yang sangat rapat di sana akan langsung memberi tahu Anda bahwa mereka merasakan dua jarum. Inilah yang memungkinkan seorang tuna netra membaca huruf Braille. Siapa bilang tangan tidak bisa melihat?
Satu-satunya bagian dari tangan yang tidak memiliki saraf adalah kuku. Tetapi, itu tidak berarti bahwa kuku tidak berguna. Sebaliknya, kuku menyediakan dukungan dan perlindungan bagi ujung-ujung jari yang sensitif dan mudah luka. Kuku juga terbukti praktis sewaktu Anda ingin mengupas jeruk, mengelupas sedikit noda, atau memungut manik-manik yang kecil. Pernahkah Anda memperhatikan seberapa cepat pertumbuhan kuku? Itu bergantung kepada sejumlah faktor. Kuku kita tumbuh lebih cepat pada musim panas daripada pada musim dingin. Kuku pada ibu jari tumbuh paling cepat dan kuku pada kelingking tumbuh paling lambat. Kuku tumbuh lebih cepat pada tangan yang paling dominan. Dan rata-rata pertumbuhannya diperkirakan sekitar 0,1 milimeter per hari.
Mereka Mencerminkan Kita
Kedua belah tangan dapat berbicara banyak mengenai pemiliknya. Jabatan tangan yang hangat, tepukan lembut, kepalan tinju, isyarat jari—itu semua menyingkapkan sesuatu mengenai diri kita. Sebenarnya, kebanyakan dari kita akan merasa sulit untuk berbicara tanpa menghiasi kata-kata kita dengan isyarat tanda empati atau isyarat untuk melukiskan. Bagi para tuna rungu, kesanggupan yang penuh arti ini sangat dibutuhkan. Karena ujaran tidak berfungsi, tangan dapat mengambil alih dengan bahasa isyarat. Orang-orang Indian Amerika, Hawaii, dan orang-orang nomaden dari Afrika, mereka semua memiliki bahasa isyarat sendiri dalam bentuk-bentuk yang indah.
Lebih dari sekadar mencerminkan diri kita, kedua tangan kita juga memberitahukan sesuatu kepada kita. ”Dalam batas-batas penggunaannya untuk berkomunikasi, bukan hanya kata-kata tetapi emosi dan gagasan, tangan manusia begitu unik,” tulis John Napier dalam bukunya yang berjudul Hands. Meskipun banyak ”tangan” binatang tampak serupa dengan tangan kita, struktur yang unik dan kesanggupan tangan manusia tidak dapat diremehkan dengan menyebutnya sebagai hasil evolusi belaka. Sebaliknya, rancangannya yang cerdas dengan jelas menunjukkan hikmat dari Perancangnya, Perancang dan Pencipta segala perkara, Allah Yehuwa.
Maka, seperti tukang kayu muda kita, dengan palu di tangan, sekali lagi menempatkan paku di antara ibu jari dan telunjuknya, ia akan memiliki penghargaan yang baru terhadap sepasang tangannya yang berharga. Sungguh, kita diperlengkapi dengan baik untuk melakukan segala sesuatu yang harus dilakukan tangan kita.

Tidak ada dua jari atau ibu jari di antara lebih dari 50 miliar jari yang ada didapati memiliki sidik jari yang sama


Sumber:
Sedarlah!  8/92


No comments:

Post a Comment