When you run so fast to get somewhere, you miss the fun of getting there.
Life is not a race, so take it slower.
Hear the music before the song is over.
You are part of the puzzle of someone else's life.
You may never know where you fit but others will fill the holes in their lives with pieces of you.
So if you run out of reasons to live, remember that someone else's life may never be complete without you in it.

Thursday, July 4, 2013

Fotografi Potret—Cara Pengambilan Gambar yang Baik

Tak banyak yang lebih dihargai selain daripada potret teman-teman dan anggota keluarga tercinta. Sebenarnya, potret yang bermutu tidak dihasilkan dari asal jepret saja; potret yang bermutu merupakan gambar yang dimaksudkan untuk mengabadikan setiap unsur kepribadian seseorang!
Masalahnya adalah bahwa potret yang dibuat secara profesional cenderung mahal harganya—tak terjangkau oleh beberapa di antara kita. Dan bila Anda mencoba sendiri untuk membuat potret, Anda akan mendapati bahwa rupanya jauh lebih banyak yang terlibat daripada sekadar membidik dan menjepret. Ini karena potret yang baik tidak hanya mencakup subjeknya tetapi juga pencahayaan, latar belakang, tata letak, pose, ekspresi wajah, dan warna.
Namun, jika Anda mempunyai kamera dan bersedia mempelajari beberapa teknik dasar, Anda dapat menghasilkan potret yang memuaskan. Bagaimana caranya? Untuk menjawabnya, kami akan mengajukan beberapa pertanyaan kepada seorang fotografer potret profesional yang telah berpengalaman lebih dari sepuluh tahun dalam bidang ini.
Pertama-tama, apa resepnya untuk membuat seseorang tersenyum di depan kamera? Pastikan agar sang model merasa nyaman untuk difoto! Misalkan, Anda hendak memotret seorang gadis kecil. Jika ia lelah atau lapar, adalah sulit untuk memintanya bergaya di depan kamera. Lagi pula, kelelahan dapat menyebabkan ketegangan pada wajah dan matanya, yang akan mengurangi mutu gambar. Maka anjurkan dia agar beristirahat sejenak dan makan makanan kecil sebelum acara foto dimulai.
Ada baiknya untuk berinteraksi dengan sang model. Hendaklah bersikap gembira dan riang. Buatlah ia merasa rileks dengan mengajaknya bercakap-cakap, tetapi jangan buat dia tertawa terpingkal-pingkal. Hal ini dapat menyebabkan matanya menyipit dan membuat darah berkumpul di wajahnya. Cobalah memotret berbagai ekspresi wajah. Semakin banyak foto yang Anda ambil, semakin banyak pula peluang untuk mendapatkan rupa yang paling baik untuk mencirikan orang itu.
Bagaimana dengan pakaian dan dandanan? Sehubungan dengan potret sekelompok orang, daya tariknya ada pada keselarasan warna. Misalnya, jika Anda mengambil foto sebuah keluarga, sarankan agar mereka mengenakan pakaian dengan warna-warna senada. Atau mungkin anjurkan mereka mengenakan pakaian dengan warna yang sama. Namun, ingatlah bahwa orang yang gemuk paling cocok mengenakan pakaian berwarna gelap dan orang yang ramping paling cocok dengan pakaian berwarna terang.
Anda juga harus memperhatikan hal-hal kecil: Apakah pakaian yang dikenakan cukup rapi, dan tidak kusut? Apakah dasinya terpasang rapi? Apakah rambutnya tersisir rapi? Rambut yang berantakan mungkin tidak tertangkap oleh mata Anda, tetapi tidak demikian halnya oleh kamera! Jika sang model adalah wanita, apakah rias wajahnya sudah sesuai?
Bagaimana dengan orang yang mengenakan kacamata? Karena adanya cahaya yang menyilaukan, hal ini dapat menjadi masalah. Pertama, lihatlah lewat jendela pembidik untuk memastikan apakah ada cahaya yang menyilaukan yang tidak diinginkan. Jika demikian, mintalah sang model memutar kepalanya perlahan-lahan hingga tidak ada lagi pantulan pada tengah-tengah matanya. Kadang-kadang, dengan meminta sang model menurunkan dagunya, itu akan membantu—tetapi berhati-hatilah agar jangan sampai sang model terlalu menunduk!
• Apakah benda-benda pada latar belakang ada pengaruhnya? Pasti! Latar belakang yang ramai, sarat dengan kabel listrik, jalanan, atau mobil akan sangat mengurangi daya tarik foto Anda. Maka carilah latar belakang yang dapat memperkuat atau menambah daya tarik subjek foto Anda, misalnya pohon, semak yang berbunga, pagar kayu, atau bahkan sisi samping dari sebuah lumbung tua.
• Bagaimana jika Anda hendak mengambil foto di dalam ruangan? Anda dapat meminta sang model untuk duduk di kursi atau sofa dengan latar belakang dinding berwarna terang atau tanaman di dalam ruangan. Khususnya menarik sekali untuk memotret seseorang sewaktu ia sedang asyik bekerja atau melakukan suatu hobi atau aktivitas kesukaannya, dengan meja kerja, meja tulis, atau peralatan jahit-menjahit sebagai latar belakang.
• Bagaimana jika Anda tidak dapat menemukan latar belakang yang menarik? Cobalah buat agar latar belakang tampak kabur. Hal ini cocok sekali untuk potret di luar ruangan sehingga Anda dapat menempatkan model pada jarak tertentu dari latar belakang. Lakukanlah hal ini dengan menyesuaikan f-stop, atau celah bulat lensa. Nomor f-stop yang lebih kecil, seperti f5,6, akan menyebabkan modelnya menjadi tampak tajam tetapi latar belakangnya menjadi tampak kabur.
Apakah ada saran untuk komposisi? Pertama-tama, sangat membantu bila kamera Anda dipasang pada sebuah tripod; kemudian Anda dapat lebih memusatkan perhatian pada komposisi. Pada umumnya, jenis-jenis potret dapat digolongkan menjadi seluruh badan, tiga perempat (dari pinggang ke atas), atau pas foto (kepala dan bahu atau hanya kepala). Semua lensa antara 105 dan 150 milimeter sangat cocok untuk foto potret. Jika Anda tidak dapat menyesuaikan atau mengubah lensa pada kamera Anda, hendaklah mendekat atau menjauh dari model Anda hingga Anda mendapat gambar yang Anda inginkan. Juga, sewaktu memotret, jangan lupa untuk selalu menyisakan ruang di atas kepala sang model, di sekeliling sisinya, dan di bawah kakinya. Dengan cara ini, kepala, kaki atau badan sang model tidak terpenggal bila Anda memperbesar foto itu. Ketahuilah, semakin Anda perbesar sebuah foto, semakin banyak dari bagian gambar itu hilang, bergantung dari besarnya ruang yang tersisa pada foto itu dalam proses pembesaran.
Satu pedoman praktisnya adalah apa yang disebut aturan sepertiga. Hal ini mencakup menempatkan wajah atau mata dari model Anda sepertiga dari jarak atas, bawah, atau sisi gambar. Akan tetapi, kadang-kadang cocok sekali menempatkan mata di tengah-tengah potret.
• Bagaimana mengatur pose sang model? Aturlah agar model Anda menghadap kamera dalam posisi rileks, entah itu duduk, berdiri, atau bersandar, tetapi agak menghadap ke samping. Jika wajahnya tampak terlalu bundar, atur agar sang model sedikit memutar kepala atau tubuhnya sehingga hanya setengah dari wajahnya yang terkena cahaya. Bagian wajahnya yang tidak kena cahaya hendaknya harus berada paling dekat dengan kamera. Hal ini akan membuat wajahnya tampak lebih ramping. Sebaliknya, jika Anda ingin membuat agar wajahnya kelihatan lebih penuh, aturlah sang model memutar kepala atau tubuhnya hingga cahaya menerangi seluruh wajahnya.
Beri perhatian khusus pada tangan sang model. Tangan hendaknya tampak rileks dan berada pada posisi yang wajar bagi model Anda, misalnya diletakkan dengan lembut pada dagu atau pada sisi samping wajah. Jika orang itu berdiri, hindari kesalahan yang umum dengan menempatkan lengan tergantung pada kedua sisinya dengan tangan mengarah lurus ke bawah. Lebih baik atur agar tangan memegang sesuatu atau berada pada pose yang wajar.
• Apakah ada saran untuk memotret dua orang? Cobalah atur agar mereka memiringkan kepala mereka sedikit ke arah satu sama lain. Biasanya, sangat dianjurkan agar tidak menempatkan mereka berdua pada tinggi yang sama. Anda dapat mencoba menaruh mereka sehingga mata dari orang yang satu setinggi hidung dari orang yang lain.
• Bicara soal pencahayaan, kapan saat yang paling baik untuk mengambil foto di luar ruangan? Senja hari. Cuaca biasanya tenang, dan warna cahaya lebih lembut. Cobalah tempatkan teman Anda sedemikian rupa sehingga cahaya matahari menerangi salah satu sisi wajahnya, membentuk segitiga cahaya yang menerpa sisi wajahnya yang tak terkena cahaya. Hal ini mencegah orang tersebut agar tidak menyipitkan matanya. Jika Anda ingin mengambil foto wajah, pindahkan posisi kamera Anda ke sebelah sisi yang gelap dari wajah. Jangan lupa, pastikan agar kamera Anda terlindung dari cahaya matahari.
• Bagaimana jika cahayanya terlalu menyilaukan? Upayakan menempatkan model Anda sedemikian rupa sehingga matahari ada di belakangnya.
• Bukankah itu akan menyebabkan wajahnya tampak gelap? Ya, tetapi Anda dapat menggunakan lampu kilat untuk menerangi daerah yang gelap. Beberapa kamera melakukan hal ini secara otomatis. Cara lain adalah meminta bantuan seorang teman. Ia dapat memegang reflektor atau selembar besar kertas karton berwarna putih dan memantulkan bauran cahaya matahari ke arah wajah model Anda.
• Bagaimana dengan pencahayaan di dalam ruangan? Anda dapat menggunakan cahaya alami dengan menempatkan model Anda di samping jendela. Sebuah tirai dapat berfungsi untuk membaurkan cahaya. Jika perlu, Anda dapat menggunakan lampu kilat fill-in atau sebuah reflektor dari kertas karton untuk menerangi bagian-bagian wajah yang tampak terlalu gelap.—Lihat foto 5.
• Bagaimana jika tidak ada cukup cahaya? Dalam situasi demikian, Anda harus menggunakan lampu kilat. Usahakan agar model Anda berada dekat dinding berwarna putih. Miringkan lampu kilat agar cahaya memantul dari dinding samping. Dengan cahaya datang dari arah samping, Anda akan lebih dapat mengatur seberapa banyak cahaya yang diperlukan untuk menerangi wajah.
Memang, dibutuhkan upaya coba dan ralat untuk mendapatkan hasil yang baik. Tetapi prinsip-prinsip dasar fotografi potret itu sederhana. Dengan perencanaan yang saksama dan perhatian kepada hal-hal kecil, Anda, bahkan dengan kamera yang paling sederhana, dapat menghasilkan potret yang baik—yang akan dihargai selama bertahun-tahun kemudian oleh Anda dan orang-orang yang Anda kasihi!



Sumber:
Sedarlah!


No comments:

Post a Comment