When you run so fast to get somewhere, you miss the fun of getting there.
Life is not a race, so take it slower.
Hear the music before the song is over.
You are part of the puzzle of someone else's life.
You may never know where you fit but others will fill the holes in their lives with pieces of you.
So if you run out of reasons to live, remember that someone else's life may never be complete without you in it.

Thursday, July 4, 2013

Apa yang Dijelaskan Teori Big Bang dan Apa yang Tidak Dijelaskannya

SETIAP pagi terjadi keajaiban. Jauh di dalam mentari di pagi hari, hidrogen dilebur menjadi helium pada suhu jutaan derajat. Sinar-X dan sinar gamma yang berkekuatan luar biasa memancar dari bagian inti ke lapisan-lapisan yang mengelilingi matahari. Seandainya matahari transparan, sinar-sinar ini akan menghancurkan jalan mereka menuju permukaan matahari dalam beberapa detik saja. Sebaliknya, sinar-sinar ini mulai memantul dari atom yang sangat padat ke atom dari ”isolasi” surya, lambat laun kehilangan energi. Hari, pekan, dan abad terus berlalu. Ribuan tahun kemudian, radiasi tersebut yang dulunya memautkan akhirnya muncul dari permukaan matahari sebagai pancaran cahaya kuning yang lembut—bukan lagi suatu ancaman melainkan sangat cocok untuk memandikan bumi dengan kehangatannya.
Setiap malam juga terjadi keajaiban. Matahari-matahari lain berkelap-kelip di hamparan galaksi kita yang luas. Matahari-matahari itu berbeda-beda dalam hal warna, ukuran, suhu, dan kepadatannya. Beberapa sangat luar biasa besar, begitu besarnya sehingga jika salah satunya ditaruh tepat di posisi matahari kita, seluruh bagian dari planet kita ini akan berada di bagian dalam permukaan mega bintang itu. Matahari-matahari lain berukuran kecil hingga dinamai bintang kerdil putih—lebih kecil dari bumi kita, namun sama beratnya seperti matahari kita. Beberapa dari matahari itu akan merayap dengan tenang selama miliaran tahun. Beberapa sedang di ambang ledakan supernova yang akan menghancurkannya, yang dalam waktu singkat menerangi seluruh galaksi.
Orang-orang primitif melukiskannya dalam bentuk lambang seperti monster laut dan dewa-dewa yang berperang, seperti naga dan kura-kura serta gajah, seperti bunga teratai dan dewa-dewa yang bermimpi. Kemudian, selama periode yang disebut sebagai Abad Penalaran, dewa-dewa tersingkir oleh ”keajaiban” baru dari kalkulus dan hukum Newton. Sekarang kita hidup di zaman yang telah meniadakan puisi dan legenda kuno. Anak-anak dari abad atom sekarang ini telah memilih paradigma mereka untuk penciptaan, bukan monster laut kuno, bukan pula ”mesin”-nya Newton, melainkan simbol keseluruhan dari abad ke-20—bom. ”Pencipta” mereka adalah sebuah ledakan. Mereka menyebut ledakan kosmis itu sebagai big bang.

Apa yang ”Dijelaskan” Big Bang

Versi yang paling populer dari sudut pandangan generasi ini sehubungan dengan penciptaan menyatakan bahwa kira-kira 15 hingga 20 miliar tahun yang lalu, jagat raya belum ada, ruang hampa pun belum ada. Tidak ada waktu, tidak ada materi—tidak ada apa-apa kecuali titik yang sangat kecil, sangat padat yang disebut suatu ketunggalan, yang meledak menjadi jagat raya yang ada sekarang ini. Ledakan itu meliputi jangka waktu yang sangat singkat selama sepersekian detik pertama pada waktu jagat raya yang masih bayi mengembang atau meluas, jauh lebih cepat daripada kecepatan cahaya.
Selama beberapa menit pertama dari big bang, fusi nuklir terjadi pada skala universal, sehingga hidrogen dan helium serta sekurang-kurangnya sebagian dari litium mencapai kadar yang ada sekarang dalam ruang antarbintang. Setelah kira-kira 300.000 tahun, ledakan pada skala universal ini mereda menjadi sedikit di bawah suhu dari permukaan matahari, memungkinkan elektron-elektron tetap berada pada orbit di sekeliling atom dan melepaskan kilasan foton atau cahaya. Cahaya yang mula-mula itu sekarang dapat diukur, meskipun suhunya telah jauh lebih rendah, sebagai radiasi latar belakang universal pada frekuensi gelombang mikro yang sama dengan suhu 2,7 Kelvin. Sebenarnya, penemuan dari radiasi latar belakang ini pada tahun 1964-65 meyakinkan sebagian besar ilmuwan bahwa teori big bang ada benarnya. Teori itu juga menyatakan dapat menjelaskan mengapa jagat raya tampaknya cenderung meluas ke segala arah, sehingga galaksi-galaksi yang jauh seakan-akan berlomba menjauhi kita dan menjauhi satu sama lain pada kecepatan tinggi.
Karena teori big bang tampaknya dapat menjelaskan begitu banyak hal, mengapa harus diragukan? Karena banyak juga yang tidak dapat dijelaskan oleh teori ini. Sebagai ilustrasi: astronom zaman dahulu, Ptolomeus mempunyai sebuah teori bahwa matahari dan planet mengelilingi bumi dalam lingkaran besar, membuat lingkaran kecil, yang disebut episiklus, pada saat yang bersamaan. Teori itu tampaknya dapat menjelaskan pergerakan planet-planet. Selama berabad-abad seraya para astronom mengumpulkan lebih banyak data, para kosmolog yang menganut teori Ptolomeus selalu dapat menambahkan episiklus tambahan ke episiklus mereka yang lain dan ”menjelaskan” data baru ini. Tetapi itu tidak berarti bahwa teori itu benar. Akhirnya ada begitu banyak data untuk dijelaskan, dan teori-teori lain, seperti gagasan Copernicus bahwa bumi mengelilingi matahari, menjelaskan berbagai hal dengan lebih baik dan lebih sederhana. Dewasa ini, sukar untuk menemukan seorang astronom yang menganut teori Ptolomeus!
Profesor Fred Hoyle menyamakan upaya para kosmolog yang menganut teori Ptolomeus yang meneguhkan kembali teori mereka yang gagal ketika menghadapi penemuan-penemuan baru dengan upaya para penganut big bang dewasa ini untuk membuat teori mereka tetap terpakai. Ia menulis dalam bukunya The Intelligent Universe, ”Upaya-upaya utama dari para penyelidik selama ini menutupi kontradiksi di dalam teori big bang, untuk membuat gagasan yang telah menjadi semakin rumit dan bertele-tele.” Setelah mengacu pada penggunaan episiklus Ptolomeus yang sia-sia untuk menyelamatkan teorinya, Hoyle melanjutkan, ”Saya sedikit enggan mengatakan bahwa sebagai akibatnya awan gelap kini menggantung di atas teori big bang. Seperti yang telah saya sebutkan sebelumnya, bila pola dari fakta-fakta mulai bertentangan dengan suatu teori, pengalaman memperlihatkan bahwa teori tersebut jarang digunakan kembali.”—Halaman 186.
Majalah New Scientist edisi 22/29 Desember 1990, mengumandangkan gagasan serupa, ”Metode Ptolomeus sangat serupa dengan . . . model kosmologis teori big bang.” Artikel itu kemudian bertanya, ”Bagaimana kita dapat mencapai kemajuan nyata dalam fisika partikel dan kosmologi? . . . Kita harus lebih jujur dan terus terang tentang sifat spekulatif murni dari beberapa asumsi yang paling kita anut.” Observasi-observasi baru kini bermunculan.

Pertanyaan-Pertanyaan yang Tidak Dapat Dijawab Teori Big Bang

Tantangan utama bagi big bang datang dari para pengamat yang menggunakan peralatan optik yang telah diperbaiki Teleskop Ruang Angkasa Hubble untuk mengukur jarak ke galaksi-galaksi lain. Data baru ini membuat para teoretikus merasa ciut!
Astronom Wendy Freedman dan yang lain-lain baru-baru ini menggunakan Teleskop Ruang Angkasa Hubble untuk mengukur jarak ke suatu galaksi dalam gugus Virgo, dan hasil pengukurannya memperlihatkan bahwa jagat raya meluas lebih cepat, dan karena itu usianya lebih muda, daripada yang diperkirakan sebelumnya. Sebenarnya, data baru itu ”menunjukkan secara tidak langsung abad kosmos sedikitnya berusia delapan miliar tahun”, demikian laporan majalah Scientific American bulan Juni lalu. Walaupun delapan miliar tahun kedengarannya sangat lama, ini hanya kira-kira setengah dari usia jagat raya yang baru-baru ini diperkirakan. Hal ini menimbulkan suatu problem khusus, karena, sebagaimana selanjutnya dikatakan laporan itu, ”data lain menunjukkan bahwa bintang-bintang tertentu berusia sekurang-kurangnya 14 miliar tahun”. Jika perhitungan Freedman terbukti benar, bintang-bintang yang lanjut usia itu ternyata lebih tua usianya dari big bang itu sendiri!
Masalah lain lagi sehubungan dengan big bang adalah semakin banyaknya bukti tentang ”gelembung-gelembung jagat raya yang berukuran 100 juta tahun cahaya, dengan galaksi-galaksi di sebelah luar dan ruang kosong di sebelah dalam. Margaret Geller, John Huchra, dan lain-lain di Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics telah menemukan apa yang mereka sebut dinding besar dari galaksi-galaksi yang panjangnya kira-kira 500 juta tahun cahaya melintasi langit belahan bumi utara. Kelompok astronom lain, yang dikenal sebagai Tujuh Samurai, telah menemukan bukti konglomerasi kosmis yang berbeda, yang mereka sebut Great Attractor (Penarik Besar), terletak dekat bagian selatan dari gugus Hydra dan gugus Centaurus. Astronom Marc Postman dan Tod Lauer yakin bahwa ada sesuatu yang bahkan lebih besar pasti terletak di luar gugus Orion, yang menyebabkan ratusan galaksi, termasuk galaksi kita, mengalir di luar Orion bagaikan rakit pada semacam ”sungai di ruang angkasa”.
Semua struktur ini membingungkan. Para kosmolog mengatakan bahwa letusan dari big bang sangat halus dan seragam, berdasarkan radiasi latar belakangnya yang diduga terjadi belakangan. Bagaimana mungkin permulaan yang halus demikian telah mengarah kepada struktur yang besar dan rumit sedemikian? ”Ditemukannya banyak dinding dan banyak penarik baru-baru ini memperkuat misteri tentang bagaimana mungkin struktur yang begitu banyak dapat terbentuk dalam waktu 15 miliar tahun dari jagat raya,” demikian pengakuan Scientific American—masalah yang hanya akan memburuk apabila Freedman dan lain-lain masih lagi mengurangi perkiraan usia kosmos.

”Kami Kekurangan Unsur Dasar Tertentu”

Peta-peta tiga dimensi dari Geller yang terdiri dari ribuan gumpalan galaksi yang berkelompok, bercampur aduk dan bergelembung telah mengubah cara para ilmuwan menggambarkan jagat raya. Ia sungguh-sungguh tidak mengerti apa yang ia lihat. Gravitasi saja tampak tidak dapat menjelaskan adanya dinding galaksi yang besar pada petanya. ”Saya sering merasa kami kekurangan unsur dasar tertentu dalam upaya kami untuk memahami struktur ini,” demikian pengakuannya.
Geller menjabarkan keragu-raguannya, ”Kami benar-benar tidak tahu cara menafsirkan struktur besar menurut konteks Big Bang.” Interpretasi dari struktur kosmis berdasarkan pemetaan angkasa baru-baru ini sangat tidak pasti—mirip seperti memetakan seluruh dunia berdasarkan suatu survei di Rhode Island, AS. Geller melanjutkan, ”Suatu hari kami mungkin mendapati bahwa kami belum menyusun potongan-potongan data secara benar, dan bila kami berhasil melakukannya, kami akan terheran-heran mengapa hal itu tidak terpikirkan sejak dulu.”
Hal itu mengarah pertanyaan terbesar: Apa yang diduga telah menyebabkan terjadinya big bang itu sendiri? Andrei Linde, pakar yang paling disegani yang adalah salah seorang pencetus versi inflasi yang sangat populer sehubungan dengan teori big bang, dengan terus terang mengakui bahwa teori standar itu tidak membahas pertanyaan dasar ini. ”Problem pertama, dan yang utama adalah pemunculan awal dari big bang,” katanya. ”Orang mungkin bertanya-tanya, Apa yang ada sebelum itu? Jika waktu-ruang belum ada pada waktu itu, bagaimana mungkin segala sesuatu muncul dari ketiadaan? . . . Menjelaskan ketunggalan awal ini—di mana dan kapan semua itu terjadi—masih tetap merupakan masalah kosmologi modern yang paling tidak dapat diatasi.”
Suatu artikel provokatif dalam majalah Discover baru-baru ini menyimpulkan bahwa ”tidak ada kosmolog yang berpikiran sehat yang akan menyatakan bahwa Big Bang adalah teori mutlak”.
Sekarang mari kita pergi ke luar rumah dan merenungkan keindahan dan misteri dari langit berbintang yang membentang.



Kelvin adalah satuan skala suhu yang derajatnya sama dengan derajat pada skala suhu Celsius, tetapi skala Kelvin mulai pada angka nol mutlak, yaitu 0 K—sama dengan -273,16 derajat Celsius. Air membeku pada 273,16 K dan mendidih pada 373,16 K.


Tahun Cahaya−Standar Perhitungan Kosmis

  Jagad raya begitu besar sehingga jika mengukurnya dengan mil atau kilometer sama halnya seperti mengukur jarak dari London ke Tokyo dengan mikrometer. Satuan ukur yang lebih cocok adalah tahun cahaya, jarak tempuh perjalanan cahaya dalam satu tahun, atau kira-kira 9.460.000.000.000 kilometer. Karena cahaya adalah yang paling cepat di alam semesta dan hanya membutuhkan waktu 1,3 detik untuk mencapai bulan dan kira-kira 8 menit untuk mencapai matahari, tahun cahaya tampaknya benar-benar luar biasa untuk dibayangkan!



Sumber:
Sedarlah!


No comments:

Post a Comment