WANITA
muda itu mulai menerima pesan-pesan tak senonoh di mesin penjawab teleponnya
dari beberapa pria. Kemudian, seorang pria meneleponnya dan mengatakan bahwa ia
menerima undangan amoral yang diposkan di Internet oleh wanita ini. Padahal,
wanita ini bahkan tidak punya komputer. Butuh waktu agak lama bagi wanita ini
untuk mendapati bahwa seseorang telah menaruh identitasnya di ruang siber dan
mengeposkan iklan itu di Internet. Tidak hanya itu, sang penipu yang tidak
kelihatan ini memberikan alamat wanita itu, arah ke tempat tinggalnya, dan
bahkan saran tentang cara melewati sistem alarm rumahnya!
Kebanyakan
dari kita meremehkan identitas kita. Kita tahu siapa kita, dan jika ditantang,
kita dapat membuktikannya. Namun, alat yang sering kita gunakan sebagai bukti
atas identitas kita—akta kelahiran, nomor identitas, surat izin mengemudi,
paspor, kartu tanda penduduk, dan semacamnya—semakin mudah untuk dipalsukan
atau dicuri sehingga muncullah istilah kejahatan baru, ”pencurian identitas”.
[Di banyak
negara, warga negara dan penduduk diberi semacam nomor identitas. Ini dapat
digunakan tidak hanya untuk identitas pribadi tetapi juga untuk urusan pajak
dan kesehatan. Di Amerika Serikat, warga negara menerima apa yang disebut
sebagai Nomor Jaminan Sosial (Social Security Number). Istilah untuk
nomor identitas seperti itu beragam dari satu negeri ke negeri lainnya.]
Suatu Epidemi Penipuan
Tipe
kejahatan ini bersifat kompleks, penuh tipu daya, dan kemungkinan besar
mendatangkan kehancuran. Korban tiba-tiba menemukan bahwa seseorang sedang
menggunakan banyak uangnya, menipu kreditor, dan menyebabkan kekacauan lain
dengan menggunakan nama korban. Di beberapa negeri, hukum melindungi korban
agar tidak membayar tuntutan-tuntutan ini, tetapi mereka dapat berakhir dengan
reputasi yang rusak dan tidak lagi dipercaya untuk diberi kredit.
Lembaga-lembaga
penegak hukum, orang-orang yang memiliki akses ke informasi konfidensial dalam
industri perkreditan, dan kelompok-kelompok konsumen secara luas mengakui bahwa
pencurian identitas menyebabkan kerugian miliaran dolar per tahun. Tidak ada
cara untuk mengetahui dengan tepat berapa banyak orang yang dicurangi lewat
pencurian identitas. Salah satu problem terbesarnya adalah bahwa bisa saja
seseorang tidak tahu bahwa identitasnya sudah dicuri sampai berbulan-bulan
kemudian. Beberapa lembaga penegak hukum menyebut pencurian identitas sebagai
kejahatan yang paling cepat merajalela di Amerika Serikat. Problem yang sama
dilaporkan juga di negara-negara yang lain.
Yang
lebih parah lagi, para pencuri ini tahu bahwa penipuan identitas sulit untuk
diselidiki dan bahwa itu jarang dituntut. ”Bagi para kriminal, kejahatan ini
tidak ditujukan kepada individu,” komentar Cheryl Smith, seorang penyidik
khusus. ”Korbannya adalah bank atau toserba. Para pencuri ini tidak berpikir
untuk mencelakakan individu.”
Mengintai Nama Anda
Pencuri
identitas biasanya mencuri satu atau lebih potongan-potongan kunci dari data
pribadi Anda, seperti nomor KTP atau surat izin mengemudi. Kemudian, mereka
menggunakannya untuk menjadi diri Anda dan membuka rekening kredit menggunakan
nama Anda. Pada saat yang sama, mereka menyimpangkan kertas-kertas catatan yang
menyusul akibat transaksi itu ke kotak pos mereka. Mereka menghabiskan sebanyak
dan secepat mungkin uang itu. Anda tidak akan tahu apa yang sedang terjadi
sampai tagihan datang.
Bagaimana
orang-orang yang tidak bermoral ini mencuri informasi pribadi seperti itu?
Sangat mudah. Hal ini sering kali dimulai dengan mengumpulkan data pribadi yang
secara rutin banyak orang berikan sewaktu membuat permohonan kredit atau kepada
telemarketer. Beberapa pencuri melakukan ’dumpster diving’,
mengorek-ngorek tempat sampah Anda guna memperoleh catatan bank, hipotek, atau
kredit. Ada pula yang mengambil surat yang berhubungan dengan keuangan dari
kotak-kotak surat. ’Shoulder surfer’ adalah pencuri yang menggunakan
kamera atau binokular untuk melihat korban mereka menekan nomor-nomor pada
Anjungan Tunai Mandiri (ATM) atau telepon umum. Di beberapa negeri, banyak
informasi pribadi tersedia di pengadilan, dokumen publik, atau Internet.
Mencuri Reputasi Anda
Setelah
pencuri itu memiliki nomor KTP Anda, ia mungkin membutuhkan juga informasi
identitas lain, seperti tanggal lahir serta alamat dan nomor telepon. Dengan
informasi ini, dan mungkin sebuah surat izin mengemudi palsu dengan fotonya
sendiri di situ, sang pencuri dapat memulai kejahatannya. Seorang pencuri akan
membuat permohonan untuk mendapatkan kredit cepat secara pribadi maupun lewat
pos, mengajukannya dengan menggunakan identitas Anda. Ia sering menyediakan
alamatnya sendiri, mengatakan bahwa ia telah pindah. Karena terburu-buru dalam
mengeluarkan kredit, pemeriksa kredit tidak selalu memastikan informasi atau
alamat.
Jadi,
setelah sang penipu membuka rekening pertama ini, ia dapat menggunakan rekening
yang baru ini bersama dengan potongan-potongan informasi identitas lainnya
untuk menambah kredibilitasnya. Kemudahan ini membuat penipuan tersebut semakin
menjamur. Sekarang, sang kriminal sudah berada di jalan untuk menjadi kaya, dan
pada saat yang sama sedang menghancurkan kredit dan nama baik Anda.
Memperbaiki
kerusakan dapat menyulitkan, menghabiskan banyak waktu, dan membuat frustrasi.
Mari Frank, seorang jaksa dari Kalifornia, mendapati betapa sukarnya keadaan
sewaktu seorang penipu menghabiskan uang sebanyak 100.000 dolar AS menggunakan
namanya. ”Saya harus menulis 90 surat dan menghabiskan 500 jam untuk
membersihkan nama saya,” katanya. ”Ini adalah perjuangan untuk kredit Anda dan
kewarasan Anda. . . . Sering kali, Anda tidak tahu siapa yang sedang
melakukannya, dan pelakunya tidak pernah tertangkap.”
Apa yang Harus Dilakukan
Jika Anda
menjadi korban pencurian identitas, ada sejumlah langkah yang dapat Anda ambil.
Pertama-tama, disarankan agar Anda menghubungi dan memberi tahu divisi penipuan
dari kantor kredit di daerah Anda. Kemudian, dilanjutkan dengan pernyataan
tertulis, dan permohonan agar Anda dihubungi untuk memastikan permohonan kredit
di masa mendatang.
Berikutnya,
lapor ke polisi. Pastikan bahwa Anda mendapatkan salinan laporan polisi karena
Anda mungkin membutuhkannya untuk memberi tahu kreditor.
Anda juga
harus memberi tahu bank dan perusahaan kartu kredit yang dengannya Anda
melakukan transaksi. Bahkan jika sang pencuri menggunakan informasi yang dicuri
untuk membuat kartu kredit baru, langkah teraman adalah jika Anda membuat ulang
semua kartu kredit Anda. Juga, jika rekening cek dan tabungan Anda telah
diserang, mungkin Anda perlu membuka yang baru. Mungkin, Anda juga perlu
memperoleh kartu ATM dan KTP baru.
Apakah Ada Solusinya?
Pemerintah,
lembaga penegak hukum, dan lembaga kredit sedang mencari-cari cara untuk
mencegah pencurian identitas. Di beberapa tempat, undang-undang telah
diberlakukan, yang menyatakan bahwa ini adalah kejahatan besar dan bahwa lebih
baik melindungi informasi pribadi. Tindakan-tindakan pencegahan berteknologi
tinggi telah ditawarkan. Ini termasuk sidik jari digital yang dikodekan ke
dalam kartu, kartu ATM yang mengenali sidik telapak tangan atau pola suara,
kartu chip yang dapat menyimpan informasi identitas pribadi seperti
golongan darah dan sidik jari, dan kartu dengan setrip tanda tangan yang tidak
dapat dihapus.
Selain
dari metode pencegahan yang canggih ini, ada hal-hal praktis yang dapat Anda
lakukan untuk menjaga diri Anda:
Cara Melindungi Diri dari Pencurian Identitas
● Berikan
nomor KTP hanya kalau memang benar-benar perlu.
● Jangan
membawa kartu kredit tambahan, KTP, akta kelahiran, atau paspor dalam dompet,
kecuali bila diperlukan.
●
Sobek-sobeklah formulir permohonan kredit yang akan disetujui sebelum
membuangnya. Sobeklah juga rekening bank, telepon, kuitansi kartu kredit, dan
semacamnya.
● Gunakan
tangan Anda sebagai penutup sewaktu menekan nomor pada ATM atau sewaktu
menelepon jarak jauh menggunakan kartu. ”Shoulder surfer” bisa saja
berada di sekitar situ, mengamati dengan binokular atau kamera.
●
Milikilah kotak surat yang dapat dikunci, guna mengurangi pencurian surat.
●
Ambillah cek-cek baru di bank, daripada menerimanya melalui pos.
●
Simpanlah daftar atau fotokopi dari semua nomor rekening kredit di tempat yang
aman.
● Jangan
pernah memberikan nomor kartu kredit Anda atau informasi pribadi lainnya lewat
telepon kecuali Anda memiliki hubungan bisnis yang dapat dipercaya dengan
perusahaan tersebut atau Anda yang menelepon.
●
Hafalkan kata sandi Anda. Jangan menyimpan catatan tertulis berisi kata sandi
di dompet Anda.
●
Dapatkan salinan laporan kredit Anda secara rutin jika mungkin.
●
Singkirkan nama Anda dari daftar promosi yang dioperasikan oleh biro pelaporan
kredit dan pihak-pihak yang memberikan kredit.
’Shoulder
surfer’ mengamati korban mereka sedang menekan nomor-nomor di telepon umum atau
ATM
|
Dengan pemikiran ke depan dan perencanaan yang matang,
Anda mungkin dapat turut mengurangi risiko pencurian identitas!
Sumber:
Sedarlah! 22/3 2001
No comments:
Post a Comment