When you run so fast to get somewhere, you miss the fun of getting there.
Life is not a race, so take it slower.
Hear the music before the song is over.
You are part of the puzzle of someone else's life.
You may never know where you fit but others will fill the holes in their lives with pieces of you.
So if you run out of reasons to live, remember that someone else's life may never be complete without you in it.

Friday, January 25, 2013

MEMASARKAN FILM AGAR SUKSES BESAR


Filmnya telah rampung dan siap ditonton oleh jutaan orang. Apakah film itu akan sukses? Perhatikan beberapa cara yang dicoba oleh para pembuat film untuk memasarkan produk mereka dan menjadikannya film blockbuster.

[Proses pembuatan film dapat Anda baca pada post berikut: Proses Pembuatan Film]


▪ KABAR ANGIN:

Salah satu cara yang paling efektif untuk menciptakan antusiasme terhadap sebuah film ialah dari mulut ke mulut—atau kabar angin. Kadang-kadang, kabar angin diembuskan berbulan-bulan sebelum film dirilis. Bisa jadi diumumkan bahwa akan ada lanjutan atau sekuel dari sebuah film yang pernah hit. Apakah para bintang aslinya akan tampil lagi? Apakah filmnya akan sebagus (atau seburuk) film yang semula? 
  Dalam beberapa kasus, diciptakan kabar angin mengenai unsur kontroversial sebuah film—mungkin adegan seks yang terlalu vulgar untuk film semua kalangan. Apakah adegannya memang seburuk itu? Apakah film itu kelewat batas? Para pembuat film menarik manfaat dari iklan gratis seraya sudut pandangan yang bertentangan diperdebatkan di depan publik. Kadang-kadang, kontroversi yang disulut justru menjamin membeludaknya penonton pada penayangan perdana film itu.

▪ MEDIA:

Bentuk iklan yang lebih umum mencakup penggunaan papan reklame, iklan surat kabar, iklan TV, cuplikan film yang ditayangkan di bioskop sebelum film utama diputar, dan wawancara dengan para bintang yang mempromosikan film terbaru mereka. Kini Internet adalah sarana utama untuk mengiklankan film. 
”Seandainya Dorothy [dari film The Wizard of Oz] mengklik mouse-nya, dan bukan mengentakkan tumitnya, ia pasti menemukan sederetan situs film yang menyajikan gosip selebriti, cuplikan film terbaru, karcis, dan waktu tayang.”  tulis kritikus film Steve Persall.

▪ BARANG PROMOSI:

Barang-barang promosi dapat menarik perhatian ke film yang dirilis. Contohnya, film tentang jagoan komik dipromosikan pada kotak makanan, cangkir, perhiasan, pakaian, gantungan kunci, jam dinding, lampu, permainan strategi, dan masih banyak lagi. 
”Umumnya, 40 persen barang promosi film sudah terjual bahkan sebelum filmnya dirilis,” — tulis Joe Sisto dalam sebuah jurnal hiburan dari Ikatan Pengacara Amerika.

▪ VIDEO:

Kerugian sebuah film yang kurang laku di bioskop dapat ditutupi dengan penjualan film itu dalam bentuk video. 
”Pasar video nilainya 40 sampai 50 persen pendapatan” — Bruce Nash, yang melacak perolehan finansial dari film-film.

▪ PERINGKAT:

Para pembuat film telah tahu caranya memanfaatkan peringkat, atau penggolongan usia penonton. Sebagai contoh, materi tertentu boleh jadi disisipkan ke dalam sebuah film sehingga film itu diberi peringkat untuk dewasa. Sebaliknya, cukup dengan memotong sedikit adegan dapat membuat sebuah film tidak sampai diberi peringkat untuk dewasa sehingga dapat dipasarkan untuk para remaja. 
”Film dengan peringkat remaja telah berevolusi menjadi iklan: Studio film memanfaatkan peringkat itu untuk mengirimkan pesan kepada para remaja—dan anak kecil yang ingin sekali menjadi remaja—bahwa isi film itu keren. Peringkat menciptakan semacam 'ketegangan antargenerasi' yang memperingatkan sang orang tua sekaligus menggoda si anak”. — Liza Mundy dalam The Washington Post Magazine.

Sumber:
Sedarlah! 2005 8/5

No comments:

Post a Comment