When you run so fast to get somewhere, you miss the fun of getting there.
Life is not a race, so take it slower.
Hear the music before the song is over.
You are part of the puzzle of someone else's life.
You may never know where you fit but others will fill the holes in their lives with pieces of you.
So if you run out of reasons to live, remember that someone else's life may never be complete without you in it.

Monday, January 21, 2013

ESPRESSO—Esensnya Kopi



’Seandainya saja rasa kopi seenak harumnya!’ Pernahkah Anda mengucapkan kata-kata itu? Kalau begitu, Anda sebaiknya mencicipi ”caffè espresso”. Para pakar menjulukinya ”kopi terunggul” dan ”puncak kenikmatan minum kopi”.

Pernahkah Anda mencicipi espresso? Mungkin Anda menyukai kepekatan dan cita rasanya yang kaya. Di lain pihak, Anda mungkin telah memutuskan, ’Menurut saya, ini bukan kopi yang bagus. Tidak heran kalau kopi ini dihidangkan dalam cangkir yang paling mungil—siapa sih yang sanggup meneguk banyak-banyak minuman yang begitu keras dan pahit? Lagi pula, pasti kadar kafeinnya luar biasa tinggi!’

Akan tetapi, jika pembuatannya benar, apakah espresso pahit rasanya? Dan apakah satu porsi espresso mengandung lebih banyak kafein daripada secangkir kopi biasa? Jawabannya mungkin akan mengejutkan Anda.

Bagaimana Memasak Kopi Menjadi Espresso?

Espresso berasal dari Italia, meskipun berbagai negeri dan kebudayaan telah mengembangkan metode pembuatannya sendiri. Seperti apa rasanya? Menurut gambaran para pencintanya, espresso itu beraroma kuat, kaya, kental, lembut, manis kepahit-pahitan, manis seperti karamel, dan harum. Bila cara memasaknya tepat, maka pada bagian atas secangkir espresso terdapat suatu lapisan yang disebut crema—buih berwarna emas kecokelatan, yang biasanya dihasilkan dengan susah payah, yang menambah kelembutan dan mempertahankan sebagian aromanya.

Satu porsi espresso hanya sebanyak 40 mililiter. Ini biasanya disajikan langsung setelah dimasak dan dihidangkan bersama gula dalam cangkir kecil—benar-benar segar!

Bagaimana cara membuatnya? Pembuatan espresso berawal dari racikan biji kopi pilihan, yang kemudian disangrai hingga berwarna cokelat gelap (tetapi tidak sampai kehitaman) dan digiling lebih halus daripada kopi biasa. Akan tetapi, membuat espresso bukan semata-mata menyangrai dan menggiling—melainkan juga proses memasaknya yang unik, yang memanfaatkan tekanan uap, bukan gravitasi. Jumlah kopi yang digunakan untuk satu porsi kira-kira dua pertiga jumlah kopi untuk membuat kopi biasa, tetapi dengan jumlah air yang jauh lebih sedikit. Proses memasaknya mengeluarkan esens dari biji-biji kopi.

Anda dapat memesan espresso dalam ukuran satu atau dua porsi di banyak restoran dan kedai kopi. Akan tetapi, berhati-hatilah: Jika pembuatannya tidak benar, espresso terasa pahit. Jadi, jika Anda disajikan espresso di sebuah restoran atau kafe, periksalah itu. Jika cangkir Anda terlalu penuh atau kopinya tidak berlapis crema, maka kopi yang disajikan kepada Anda kemungkinan keras dan terlalu lama diekstrak dan dimasak.

Ada beberapa jenis minuman yang menggunakan bahan dasar espresso. Jika Anda merasa bahwa espresso terlalu keras, mengapa tidak mencoba cappuccino yang lezat atau caffe latte bercampur krim?

Alat-Alat untuk Membuat Espresso Sendiri

Apakah Anda berminat membuat minuman espresso di rumah? Memperhatikan setiap perincian sangatlah penting, untuk memastikan dihasilkannya espresso yang kaya dan tidak pahit.

Alat pembuat espresso yang mana yang sebaiknya Anda beli? Metode tetesan tidak akan menghasilkan espresso sejati, meskipun biji kopinya telah disangrai dan digiling dengan tepat. Anda membutuhkan peralatan yang dirancang secara khusus.

Teko khusus pembuat espresso biasanya adalah yang paling murah. Banyak orang cukup puas dengan espresso buatan teko ini, meskipun kopinya tidak terlalu kental dan biasanya tidak banyak crema-nya. Anda bisa mendapatkan espresso yang bagus dengan berhati-hati menakar jumlah air yang ditaruh dalam reservoir atau dengan membiarkan tutupnya terbuka dan mengangkat tekonya dari api pada pertengahan proses.

Mesin uap listrik memanfaatkan uap untuk memaksa air melewati kopi. Bagaimana Anda bisa mendapatkan hasil terbaik? Dengan menghentikan aliran kopi setelah satu hingga dua ons pertama, guna menghindari terlalu banyak ekstraksi dan menyimpan cukup uap untuk menghasilkan buih dari susu. Oleh karena itu, carilah mesin yang memiliki saklar atau cara lain untuk menghentikan aliran kopi. Mesin uap menghasilkan cappucino dan latte yang bagus, tetapi, seperti teko khusus pembuat espresso, ini tidak dapat menghasilkan espresso yang terbaik.

Mesin piston biasanya paling mahal dan sanggup menghasilkan espresso yang bagus sekali. Untuk menjalankan mesin piston, Anda memberikan tekanan dengan menekan sebuah pegangan, yang mengempa sebuah piston yang ditahan oleh pegas, memaksa air panas melewati kopi. Beberapa orang lebih menyukai mesin piston karena ini dapat dikendalikan secara manual dan penampilannya menarik. Orang lain merasa bahwa mesin ini sulit dijalankan dan terlalu lambat dalam proses pemanasannya.

Mesin pompa juga menghasilkan tekanan yang cukup besar untuk membuat espresso yang bagus sekali. Alat ini lebih mudah dan lebih cepat dijalankan daripada mesin piston. Oleh karena itu, orang-orang yang menginginkan espresso yang terbaik biasanya memilih mesin pompa. Ciri-cirinya bervariasi, dan beberapa mesin pompa jauh lebih tahan lama daripada mesin lain. Jadi lihat-lihat saja dahulu di berbagai toko sebelum Anda membeli. Toko-toko yang bersedia mendemonstrasikan mesinnya memudahkan Anda untuk menjatuhkan pilihan.

Kopi yang Anda Beli

Pilihlah espresso sangrai yang masih baru. Kopi yang dijual di pasar swalayan jarang yang baru, jadi carilah toko kopi yang khusus—lebih bagus lagi bila kopinya disangrai di tempat. Kopi bubuk menjadi hambar dalam waktu beberapa hari, sedangkan biji kopi yang masih utuh dapat bertahan segar selama beberapa minggu. Jadi, bila mungkin, belilah biji kopi yang utuh dan gilinglah sendiri di rumah saat hendak memasaknya. Gilingan yang bagus hasilnya halus, tetapi tidak sampai sehalus bedak. Jika Anda terpaksa membeli kopi bubuk, belilah dalam jumlah sedikit dan gunakan segera.

Untuk mempertahankan kesegaran kopi Anda, simpanlah dalam wadah kedap udara dengan segel yang rapat. Jika Anda ingin menggunakannya dalam waktu beberapa minggu, simpanlah wadah kopi itu dalam tempat yang sejuk dan gelap. Atau, simpanlah dalam kulkas.

Seni Memasaknya

Bahkan dengan peralatan dan kopi terbaik, seni memasak espresso harus dipelajari, bukan dibeli. Langkah-langkah memasaknya bervariasi bergantung pada mesin yang Anda gunakan, jadi ikutilah petunjuk yang disediakan. Gunakan bubuk kopi secukupnya. Takaran yang tepat hampir memenuhi saringan, dengan menyisakan sedikit ruangan bila bubuk kopinya mengembang. Diperlukan pengalaman untuk mengisi dan mengetuk kopi pada saringan dengan benar, agar air mengalir dengan perlahan dan merata melalui bubuk kopi, memastikan ekstraksi aroma sepenuhnya.

Kesalahan apa yang harus dihindari? Menaruh terlalu banyak air. Jika Anda mencoba menghasilkan 60 sampai 90 mililiter espresso dari satu takaran kopi bubuk, hasilnya akan terasa pahit dan kurang kental. Sebaliknya daripada mendapatkan espresso, hasilnya mirip dengan kopi biasa yang keras—bukan yang Anda harapkan.

Jadi, faktor yang penting adalah mengetahui kapan waktunya berhenti memasak. Para pakar menyarankan bahwa satu takaran espresso dapat dihasilkan dari 30 sampai 40 mililiter air dalam waktu sekitar 20 hingga 25 detik. Pada taraf ini, bubuk kopinya benar-benar terekstraksi dan buanglah ampasnya.

Bahkan sewaktu memasak espresso dalam ukuran dua porsi, prinsipnya adalah ”semakin sedikit semakin baik”. Semakin sedikit kopinya, semakin nikmat rasanya. Pengertian dua porsi bervariasi, tetapi ini biasanya adalah dua porsi espresso dalam satu cangkir, menggunakan dua kali lipat jumlah kopi bubuk.

Bagaimana dengan Kafein?

Seporsi espresso mengandung lebih sedikit kafein daripada secangkir kopi biasa. Apakah ini mengejutkan Anda? Bagaimana mungkin, padahal espresso begitu pekat?

Satu faktor adalah tingkat kegelapan biji yang disangrai. Biji yang disangrai hingga lebih gelap mengandung lebih sedikit kafein. Juga, banyak toko kopi khusus menggunakan biji kopi arabika, yang mengandung jauh lebih sedikit kafein daripada biji kopi robusta yang digunakan pada banyak kopi kalengan di pasar swalayan.

Tetapi, faktor terbesar adalah jumlah. Meskipun espresso mengandung lebih banyak kafein setiap onsnya dibandingkan kopi biasa, lebih sedikit yang disajikan per cangkir. Oleh karena itu, beberapa penelitian memperlihatkan bahwa secangkir kopi biasa sebanyak enam ons mengandung 100 miligram atau lebih kafein, sementara seporsi espresso mengandung lebih sedikit.

Meskipun demikian, hasil penelitian bervariasi, dan jumlah kafein bergantung pada biji yang digunakan serta setiap langkah dalam proses memasaknya. Tentu saja, dua porsi espresso mengandung lebih banyak kafein daripada seporsi espresso. Mungkin cara terbaik untuk menentukan kadar kafein adalah bagaimana perasaan Anda setelah minum. Jika Anda ingin menurunkan kadar kafein dan tetap menikmati espresso, Anda dapat menggunakan espresso sangrai rendah kafein (decaffeinated) atau mencampurnya dengan espresso sangrai biasa, menurut persentase kafein yang Anda inginkan.

Siapkah Anda memasak espresso di dapur Anda sendiri? Hasil yang baik diperoleh melalui ketekunan, jadi bersiaplah untuk menjadi kelinci percobaan sendiri—praktekkan pada diri Anda sendiri sebelum menghidangkannya kepada teman-teman Anda. Anda membutuhkan pengalaman untuk menghasilkan crema dan buih dari susu. Akan tetapi, ketekunan Anda berbuah sewaktu teman-teman menikmati espresso buatan Anda, tak kalah nikmatnya dengan yang disajikan di kedai kopi setempat. Bahkan, boleh jadi Anda mengakui bahwa espresso benar-benar esensnya kopi.


Petunjuk untuk Membuat Buih dari Susu

  Untuk membuat buih dan/atau uap susu pada cappuccino dan latte, Anda membutuhkan kendi baja, susu dingin, dan penguap susu. Jika pembuat espresso Anda tidak memiliki tongkat penguap susu, Anda dapat membeli peralatan khusus untuk tujuan ini. 

  1. Penuhi kendi baja hingga setengahnya dengan susu dingin.
  2. Tempatkan tongkat persis di bawah permukaan susu, dan bukalah keran uapnya.
  3. Jagalah agar ujung tongkat sedikit di bawah permukaan sambil menurunkan kendi dan memberikan lebih banyak udara seraya buih terbentuk.
  4. Suhu ideal biasanya dicapai sewaktu kendi menjadi terlalu panas untuk disentuh.
  5. Tutuplah keran uap, dan jauhkan kendi dari bawahnya. Kemudian bukalah keran uap untuk membersihkan sisa-sisa susu, dan sekalah dengan kain lembap.



Sumber:
Sedarlah! 8/11 1997

No comments:

Post a Comment