Bayangkan:
Anda datang ke sebuah pusat perbelanjaan. Anda lama
berputar-putar mencari tempat parkir, dan dengan sendirinya tahu bahwa meskipun
mengendarai mobil ada untungnya, tetapi terlalu banyak mobil di tempat yang
ramai tidak lagi menguntungkan.
Atau
Anda punya janji dengan klien jadi Anda memutuskan untuk
berangkat dari rumah lebih awal. Kemudian beberapa kilometer dari rumah Anda
tiba-tiba sudah terjebak dalam kemacetan lalu lintas yang parah. Anda mulai
cemas dan frustasi terperangkap di dalam suatu kendaraan yang dirancang untuk
bergerak tetapi terpaksa harus diam tak bergeming. Akhirnya Anda sampai juga ke
lokasi perjanjian... terlambat setengah jam dari janji sebenarnya.
MACET adalah salah satu aspek kehidupan kota yang paling
membuat stres. Jalan yang tersumbat dan udara yang kian hari kian teracuni ini
dialami jutaan penghuni kota. Sayangnya, tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan
lalu lintas akan membaik.
Situasinya sama di seluruh dunia. Tidak terkecuali dengan Jakarta.
Kalangan berwenang benar-benar tidak mampu merancang solusi yang memadai untuk
memenuhi kebutuhan yang terus meningkat dari penduduk kota yang hilir mudik.
Beberapa ribu pengemudi mobil maupun motor kini bisa membutuhkan waktu lebih
lama daripada rata-rata waktu tempuh pejalan kaki untuk jarak yang sama. Ironis.
Alasan tersumbatnya jalan-jalan di kota sangat mudah ditebak.
Kota terus berkembang tanpa dapat dihentikan, dan kini kira-kira setengah
penduduk tinggal di daerah perkotaan. Kota-kota bertambah luas, jumlah
kendaraan ikut bertambah banyak.
”Kota-kota besar kini mengalami kemacetan hampir sepanjang hari, dan semakin parah.” — Dr. Jean-Paul Rodrigue dalam laporannya ”Urban Transport Problems”.
”Terlalu banyak orang, terlalu banyak mobil, semuanya sama-sama ingin mengemudi di lahan yang terbatas.”
Alasan-alasan Mengapa Kemacetan Lalu Lintas Sulit Dituntaskan
Karena kebergantungan
manusia pada kendaraan bermotor, kota-kota pun harus menghadapi jumlah
kendaraan yang bertambah. Kota Jakarta saja kini sepertinya memiliki lebih
banyak kendaraan daripada manusia!
Membludaknya jumlah
kendaraan ini disebabkan penjualan mobil
maupun motor yang lebih cepat daripada pembangunan jalan raya oleh pemerintah.
Data statistik lima tahun terakhir penambahan jumlah kendaraan di DKI Jakarta menunjukkan
rata-rata pertumbuhan kendaraan bermotor tetap mencapai 11% per tahun. Sedangkan
pertumbuhan rata-rata luas jalan tetap hanya 0,01% per tahun. Tidak heran, kota
besar seperti Jakarta mulai berubah menjadi tempat parkir raksasa, khususnya
pada jam-jam sibuk di pagi dan sore hari.
”Dalam jangka panjang, membangun jalan baru atau memperluas jalan yang ada tidak mengurangi intensitas kemacetan lalu lintas pada jam-jam sibuk.” — buku Stuck in Traffic—Coping With Peak-Hour Traffic Congestion.
Dan seperti situasi disebutkan di awal, setiap saat ada
cukup banyak kendaraan di jalan-jalan kota yang berputar-putar hanya untuk
mencari tempat parkir. Kurangnya
fasilitas parkir yang memadai ternyata turut memberikan sumbangsih terhadap
macetnya lalu lintas.
Tidak ada yang suka berada dalam situasi disebutkan di awal.
Tapi begitulah yang harus dihadapi penghuni kota-kota besar setiap hari. Terjebak
dalam kemacetan bukannya tanpa dampak. Dampak negatif yang disebabkan olehnya
ada yang dapat dilihat dan dirasakan secara langsung, ada juga yang tidak dapat
dilihat dan dirasakan langsung tetapi akan jelas terasa dalam jangka panjang. Seperti
wabah yang melanda kota besar, kemacetan mengancam kesejahteraan jutaan orang.
Dampak Kemacetan Lalu Lintas
·
Racun di Udara
Gas buang dari knalpot kendaraan memuntahkan
nitrogen oksida dan beberapa zat penyebab kanker berupa partikel-partikel
halus. Partikel-partikel halus ini sangat berbahaya dan mengancam kesehatan
manusia. Konsentrasi polusi karbon monoksida yang tinggi, kata buku 5000 Days
to Save the Planet, ”menyebabkan tubuh kehilangan oksigen, merusak persepsi dan
pikiran, memperlambat refleks dan menyebabkan kantuk”. Diperkirakan polusi
udara yang disebabkan oleh kendaraan membunuh tiga juta orang.
Selain mengancam kesehatan manusia,
nitrogen oksida dan sulfur dioksida dari knalpot kendaraan juga turut mengancam
lingkungan planet Bumi senilai miliaran dolar. Gas-gas tersebut menyebabkan
terjadinya hujan asam, yang kemudian mencemari air, merusak ekosistem air, dan
merusak tanaman. Gas-gas inilah yang juga menyebabkan pemanasan global.
·
Lebih Banyak Kecelakaan
Lebih dari satu juta orang
meninggal dalam kecelakaan lalu lintas setiap tahun, dan angka itu terus saja
bertambah tinggi.
·
Emosi dan Kemarahan di Jalan
Sebuah faktor tidak menyenangkan
yang banyak disorot pada tahun-tahun belakangan ini adalah kemarahan di jalan
dan stres yang mendera para pengemudi. Laporan tentang para pengemudi yang
melampiaskan kemarahannya kepada pengemudi lain sudah semakin lazim. Menurut
sebuah survei, para pengemudi merasa bahwa salah satu alasan meningkatnya sikap
beringas itu adalah ”meningkatnya arus atau kepadatan lalu lintas”.
·
Kerugian Ekonomi
Kerugian langsung: diperkirakan miliaran
liter bahan bakar terbuang setiap tahun gara-gara kepadatan lalu lintas.
Kerugian tidak langsung: kehilangan
peluang bisnis, biaya pengobatan tambahan karena polusi, dan kerugian akibat
meningkatnya kecelakaan lalu lintas.
Jika kerugian dari jumlah waktu dan
bahan bakar yang terbuang diakumulasikan, kerugian ini dapat melemahkan
perekonomian nasional. Dan jika dibiarkan, kerugian ini akan seperti argo taksi
yang terus bertambah.
Adakah solusinya?
Upaya dari pemerintah dan kalangan berwenang:
Untuk meminimalisir kemacetan, beberapa kota-kota besar
telah mengambil langkah-langkah yang drastis. Singapura, contohnya, membatasi
jumlah kendaraan yang boleh dibeli oleh konsumen. Sejumlah kota di Italia,
telah melarang semua kendaraan memasuki pusat kota hampir sepanjang hari. Di
London, kemacetan berhasil dikurangi hingga 30 persen dengan “biaya kemacetan”
yang mewajibkan pengemudi membayar jika ingin memasuki pusat kota. Di kota
Meksiko, kendaraan hanya boleh memasuki pusat kota pada hari-hari tertentu,
bergantung pada nomor pelat kendaraan.
Kalangan berwenang di kota-kota tertentu mengeluarkan dana
yang besar untuk memperbaiki sistem transportasi umum, memperbanyak jalan raya,
dan membangun jalan lingkar. Ada juga yang menggunakan sistem komputer untuk mengendalikan
lampu lalu lintas dan memberi tahu polisi untuk segera menangani kemacetan
akibat kecelakaan. Jalur khusus bus (seperti jalur Bus TransJakarta) dan jalur
yang berganti arah sesuai dengan kebutuhan lalu lintas juga turut memperlancar
arus lalu lintas. Tetapi, jangan banyak berharap solusi-solusi tersebut akan
berhasil jika tidak ada kerja sama yang baik antara kalangan berwenang dan
penghuni kota.
Upaya dari diri sendiri:
’Perlakukan orang lain seperti Anda ingin diperlakukan oleh mereka’.
Aturan Emas diatas jika diterapkan dapat meringkankan
problem-problem yang dihasilkan oleh kemacetan. Jika semua orang hanya
memikirkan kepentingan dan kenyamanan pribadi, jangan harap akan terjadi
perubahan positif.
Jika Anda termasuk di antara jutaan orang yang sering
terjebak kemacetan, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk melindungi
kesehatan fisik dan mental Anda.
ü
PERSIAPKAN
DIRI
Persiapkan semuanya pada malam hari. Jangan
terlambat bangun. Sisihkan waktu tambahan dengan berangkat lebih awal. Pastikan
kondisi kendaraan Anda. Pastikan tangki bensin Anda cukup terisi.
ü
CARI
INFORMASI
Sebelum berangkat carilah informasi melalui
radio, televisi, atau surat kabar mengenai cuaca, perbaikan jalan, penutupan
jalan sementara, kecelakaan, dan kondisi lalu lintas sepanjang hari. Kenali rute
alternatif untuk menghindari titik-titik macet. Pikirkan kemungkinan mengajak
orang lain.
ü
ATUR
SUASANA AGAR NYAMAN
Sesuaikan peredaran udara di dalam mobil
dan posisi tempat duduk Anda senyaman mungkin. Ada baiknya memutar musik
kesukaan Anda untuk mengurangi stres.
ü
MANFAATKAN
WAKTU
Sewaktu terjebak kemacetan, coba tetap
berpikir positif. Jika Anda sendirian, kemacetan lalu lintas boleh jadi memberi
Anda kesempatan unik untuk memikirkan gagasan yang penting dan bahkan mengambil
keputusan tanpa gangguan. Jika Anda adalah penumpang, bawa buku favorit Anda
atau surat kabar atau gadget.
ü
HADAPI
KENYATAAN
Jika Anda tinggal di daerah dengan lalu
lintas padat, antisipasi sebelumnya dan rencanakan cara menghadapinya. Belajarlah
menerima kemacetan sebagai bagian yang normal dari kehidupan Anda, dan Anda
akan berhasil menghadapi stres akibat macet.
Kesimpulannya
adalah: “Biasakan diri Anda dengannya”.
Referensi:
Sedarlah! November 2005
Sedarlah! Februari 2007
Sedarlah! Juni 1996
No comments:
Post a Comment