When you run so fast to get somewhere, you miss the fun of getting there.
Life is not a race, so take it slower.
Hear the music before the song is over.
You are part of the puzzle of someone else's life.
You may never know where you fit but others will fill the holes in their lives with pieces of you.
So if you run out of reasons to live, remember that someone else's life may never be complete without you in it.

Sunday, November 4, 2012

SIAPKAH KOPERASI MENGHADAPI ERA GLOBALISASI?


Tugas Softskill Ekonomi Koperasi# 3


SIAPKAH KOPERASI MENGHADAPI ERA GLOBALISASI?

Berkali-kali negeri ini diguncang badai perekonomian yang memprihatinkan. Laju kemiskinan terus meningkat, tingkat kesejahteraan semakin menurun. Bahkan jika boleh dikatakan, Indonesia sebenarnya bukan negara berkembang, melainkan negera miskin. Dari sinilah, peran koperasi dalam membangun perekonomian menjadi penting. Ekonomi rakyat yang mampu menjawab tantangan perekonomian negeri: koperasi.
Meski disebut sebagai “soko guru perekonomian bangsa Indonesia”, bukan berarti koperasi lepas dari polemik dan pasang surut. Apalagi sekarang koperasi dihadapkan pada fakta globalisasi yang kehadirannya menjadi hal yang menakutkan. Lebih dari itu, globalisasi merupakan “ancaman” yang serius bagi keberlangsungan koperasi.
Dikatakan “ancaman” karena globalisasi bersifat melintas batas wilayah dan negara, kekuasaan pasar ada di genggaman konsumen (demand driven), teknologi dengan mudah ditiru dan konsumen mulai mengiblatkan diri pada harga yang berimbas pada munculnya pesaing-pesaing asing dengan biaya yang lebih murah. Bisa dilihat bagaimana Jepang melakukan penetrasi pasar di Amerika. Atau Cina dengan keunggulan kompetitifnya mulai ditakuti Indonesia yang ditandai dengan ekspansi besar-besaran produk Cina dengan harga murah.

Kesulitan Merespon Globalisasi

Tak hanya di Indonesia, di tempat lain, negara-negara juga sering menemukan kesulitan untuk merespon globalisasi. Mereka kesulitan menyelesaikan barang yang diproduksi dengan teknologi modern di luar negeri, kesulitan bersaing dan ketika berhasil memproduksi barang kompetitif, mereka kesulitan menemukan pasar komoditas di luar negeri. Pada saat yang sama, mereka kesulitan mendapat akses modal yang diperlukan. Sementara jika terus-menerus impor, akan berimbas pada hancurnya pekerjaan: tidak bisa menciptakan lapangan pekerjaan baru.
Hingga hari ini, koperasi identik dengan usaha kecil, orang kecil, modal kecil, hal ini bukan kesalahan dan kegagalan koperasi untuk tampil sebagai pelaku ekonomi utama, akan tetapi kesalahan terletak pada sistem perekonomian kapitalis yang dikembangkan selama ini. Ekonomi konglomerasi diberi peran utama, sedangkan koperasi diberi peran sebagai aktor figuran di pentas ekonomi nasional. Koperasi direkayasa dan dipaksa, seolah-olah ada, tapi sebenarnya tak berdaya  dan tidak diberi akses yang luas.
Dari realitas yang ada, koperasi belum begitu berkontribusi pada ekonomi bangsa. Koperasi jarang diidentikkan dengan kekuatan besar yang mampu mengantarkan kesejahteraan para anggotanya secara adil dan berkelanjutan seiring tuntutan perubahan dan persaingan di era globalisasi.
Mencermati perkembangan perkoperasian kita di era pasar bebas, koperasi harus segera  mereformasi dirinya, membangun kekuatan agar mampu berdiri sejajar dengan korporasi-korporasi raksasa di era globalisasi. Untuk itu, sudah saatnya koperasi harus dilibatkan dalam setiap perencanaan dan pelaksanaan strategi pembangunan jangka panjang di Republik Indonesia. Misalnya,  akumulasi modal usaha koperasi melalui pelaksanaan kebijakan pemerintah; koperasi dilibatkan dalam pelaksanaan usaha strategis dan sektor usaha skala besar. Sektor-sektor usaha yang sangat penting bagi upaya menyejahterakan rakyat, seperti industri, manufaktur, perdagangan, jasa, perbankan, telekomunikasi, angkutan atau transportasi, dan jasa distribusi, perlu dikelola melalui koperasi-koperasi rakyat. 

Format baru

Globalisasi benar-benar mengubah dunia menjadi desa besar (global village) dengan arus barang, jasa, uang dan tenaga kerja yang hampir tidak ada batas antar negara. Sehingga konsekuensi logis yang muncul, koperasi menghadapi pesaing yang lebih banyak bukan saja perusahaan lokal dan nasional, tetapi perusahaan dari segala penjuru dunia.
Dengan begitu, tak bisa dipungkiri lagi, koperasi harus mencari format, konsepsi dan praktek manajemen baru yang relevan dengan situasi globalisasi. Sebab jika tidak bisa mengikuti standar baru, koperasi akan menemui kesulitan dalam perkembangannya. Karenanya, koperasi perlu menganalisis pasar, mengenali peluang, memformulasikan strategi pemasaran, dan mengembangkan taktik serta tindakan spesifik. Namun yang patut menjadi perhatian adalah koperasi mutlak memberi pelayanan yang konsisten dengan visi, misi dan tujuan yang diformulasikan bersama.
Dengan format baru yang dinamis, koperasi menjadi adaptif dan tidak terasing dari kancah internasional, atau bahkan tidak tersingkir dari gelanggang persaingan pasar yang mendunia, free trade. Namun demikian, prinsip, karakteristik dan identitas koperasi yang mengindonesia harus dipertahankan. Dari aspek tradisional, corak koperasi Indonesia perlu dipertahankan untuk kemudian disenyawakan dengan aspek modern yang menjadi karakter globalisasi. Sehingga sintesa yang dihasilkan mampu menjadi koperasi tangguh, mampu menjawab tantangan globalisasi untuk membangun perekonomian negeri. Jika koperasi setia pada jati dirinya, koperasi dapat berhasil menjawab tantangan globalisasi.

Peluang

Sebagai fakta tak terbantahkan, globalisasi tidak harus disambut negatif. Karena pada taraf tertentu, globalisasi justru menghadirkan peluang besar bagi kemajuan koperasi. Misalnya persaingan global dihadapi secara kreatif menjalankan usaha dengan optimalisasi sumber daya, low budget high impact. Salah satunya dengan internet, koperasi bisa promosi dan memperluas pemasaran lintas negara secara murah.
Koperasi bisa memanfaatkan peluang yang ditawarkan globalisasi. Antara lain adalah dengan menjual produk di pasar internasional, menyambut investasi dari seluruh dunia, memanfaatkan “teknologi global” untuk membuat langkah besar dalam menutup kesenjangan yang memisahkan industri maju dari negara-negara miskin.
Bagi Indonesia, jelaslah bahwa implikasi dari perdagangan bebas ini adalah pentingnya upaya untuk membuka ketertutupan usaha, peluang, dan kesempatan, terutama bagi usaha koperasi yang menjadi salah satu pola usaha ekonomi rakyat. Hal ini menjadi sangat penting karena produk yang dihasilkan dari Indonesia harus berkompetisi secara terbuka tidak hanya di pasar dalam negeri, melainkan juga di luar negeri/pasar internasional. 
Mendatang, dunia diperkirakan mengalami krisis energi yang luar biasa. Dunia mulai berpaling pada sumber energi alternatif seperti minyak biji jarak, singkong, aren, tebu, minyak sawit, dan berbagai tanaman yang melimpah ruah di Indonesia. Pada momen ini, koperasi harus turut ambil kesempatan sebagai bentuk keunggulan koperasi Indonesia dalam memasok kebutuhan energi dunia. Dan pada tahap ini, bukan mustahil koperasi menjadi mercusuar perekonomian negeri, kiblat dan soko guru perekonomian bangsa Indonesia yang sejati. Dengan demikian koperasi bisa membuktikan diri siap menghadapi era globalisasi.

No comments:

Post a Comment