When you run so fast to get somewhere, you miss the fun of getting there.
Life is not a race, so take it slower.
Hear the music before the song is over.
You are part of the puzzle of someone else's life.
You may never know where you fit but others will fill the holes in their lives with pieces of you.
So if you run out of reasons to live, remember that someone else's life may never be complete without you in it.

Thursday, April 25, 2013

PENGARUH VARIABEL-VARIABEL MAKRO TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA



            Pertumbuhan perekonomian di Indonesia di pengeruhi oleh 2 faktor, yaitu pengaruh dari ekonomi makro dan pengaruh dari ekonomi mikro.

·           PENGARUH DARI EKONOMI MAKRO
a.       Masalah kemiskinan dan pemerataan

Pada akhir tahun 1996 jumlah penduduk miskin indonesia sebesar 22,5 juta atau sekitar 11,4% dari jumlah seluruh penduduk Indonesia.Namun,sebagian akibat dari krisis ekonomi yang berkepanjangan sejak pertengahan tahun 1997,jumlah penduduk miskin pada akhir tahun itu melonjak menjadi sebesar 47 juta jiwa atau sekitar 23,5% dari jumlah keseluruhan penduduk Indonesia.Pada akhir tahun 2000,jumlah penduduk miskin turun sedikit menjadi sebesar 37,3 juta jiwa atau sekitar 19% dari jumlah seluruh penduduk Indonesia.

Dari segi distribusi pendapatan nasional, penduduk Indonesia berada dalam kemiskinan.Sebagian besar kekayaan banyak dimiliki kelompok berpenghasilan besar atau kelompok kaya Indonesia.

b.      Krisis nilai tukar

            Krisis mata uang yang telah mengguncang Negara-negara Asia pada awal tahun 1997,akhirnya menerpa perekonomian Indonesia.Nilai tukar rupiah yang semula dikaitkan dengan dolar AS secara tetap mulai diguncang spekulan yang menyebabkan keguncangan pada perekonomian yang juga sangat tergantung pada pinjaman luar negeri sektor swasta.Pemerintah menghadapi krisis nilai tukar ini dengan melakukan intervensi di pasar untuk menyelamatkan cadangan devisa yang semakin menyusut.Pemerintah menerapkan kebijakan nilai tukar yang mengambang bebas sebagai pengganti kebijakan nilai tukar yang mengambang terkendali.

c.       Masalah utang luar negeri

Kebijakan nilai tukar yang mengambang terkendali pada saat sebelum krisis ternyata menyimpan ke khawatiran.Depresiasi penurunan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asinng terutama dolar AS yang relative tetap dari tahun ke tahun menyebabkan sebagian besar utang luar negeri tidak dilindungi dengan fasilitas  lindung nilai (hedging) sehingga pada saat krisis nilai tukar terjadi dalam sekejap nilai utang tersebut membengkak.Pada tahun 1997,besarnya utang luar negeri tercatat 63% dari PDB dan pada tahun 1998 melambung menjadi 152% dari PDB.

Untuk mengatasi ini,pemerintah melakukan penjadwalan ulang utang luar negeri dengan pihak peminjam.Pemerintah juga menggandeng lembaga-lembaga keuangan internasional untuk membantu menyelesaikan masalah ini.

d.      Masalah perbankan dan kredit macet
Besarnya utang luar negeri mengakibatkan permasalahan selanjutnya pada system perbankan.Banyak usaha yang macet karena meningkatnya beban utang mengakibatkan semakin banyaknya kredit yanng macet sehingga beberapa bank mengalami kesulitan likuiditas.makin parah ketika sebagian masyarakat kehilangan kepercayaannya terhadap sejumlah bank sehingga terjadi penarikan dana oleh masyarakat secara besar-besaran (rush).
Alasan-alasan di atas menyebabkan pemerintah memutuskan untuk menyelamatkan bank-bank yang mengalami masalah likuiditas tersebut dengan memberikan bantuan likuiditas.Namun untuk mengendalikan laju inflasi,bank sentral harus menarik kambali uang tersebut melalui operasi pasar terbuka.Hal ini dilakukan dengan meningkatnya suku bunga SBI.Kebijakan ini kemudian menimbulkan dilema karena peningkatan suku bunga menyebabkan beban bagi para peminjam (debitor).Akibatnya tingkat kredit macet di system perbankan meningkat denga  pesat.Dilema semakin kompleks di saat system perbankan mencoba mempertahankan likuiditas yang mereka miliki dengan meningkatnya suku bunga simpanan melebihi suku bunga pinjaman sehingga mereka mengalami kerugian yang berakibat pengikisan modal yang mereka miliki.
e.       Masalah inflasi

Masalah inflasi yang terjadi di Indonesia tidak terlepas kaitannya dengan masalah krisis nilai tukar rupiah dan krisis perbankan yang selama ini terjadi.Pada tahun 2004 tingkat inflasi Indonesia pernah mencapai angka 10,5%.Ini terjadi karena harga barang-barang terus naik sebagai akibat dari dorongan permintaan yang tinggi.Tingginya laju inflasi tersebut jelas melebihi sasaran inflasi BI sehingga BI perlu melakukan pengetatan dibidang moneter.Pengetatan moneter tidak dapat dilakukan secara drastis dan berlebihan karena akan mengancam kelangsungan proses penyehatan perbankan dan program restrukturisasi perusahaan.







·      PENGARUH DARI EKONOMI MIKRO

a.       Masalah harga dan harga tertinggi

Krisis ekonomi yang pernah melanda dunia terjadi cukup lama dan diyakini bahwa mekanisme pasar tidak mampu menyelesaikan masalah ekonomi tersebut. Salah satu campur tangan pemerintah dalam permasalahan ini ialah kebijakan pemerintah mengenai harga dasar ( floor Price) dan harga tertinggi (ceiling price).Tujuan penentuan harga dasar adalah untuk membantu produsen,sedangkan harga tertinggi untuk membantu konsumen.

b.      Meningkatnya permintaan beras

Gagal panen akan menyebabkan berkurangnya penawaran beras sehingga harga beras akan naik.Tingginya harga beras akan menambah beban hidup masyarakat yang berpenghasilan rendah dan tidak tetap.Untuk mengatasi pasokan beras ini,pemerintah melakukan program impor beras melalui tender terhadap beberapa perusahaan swasta nasional dan asing.

c.       Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM)

Sehubungan dengan naiknya harga BBM, Para pengusaha angkutan umum bus kota,angkutan kota (angkot),dan taksi mengalami penurunan pendapatan dan mengurangi laba bagi pengusaha dan para sopir.Untuk menyesuaikan kenaikan harga BBM tersebut,beberapa pengusaha angkutan umum menaikkan tarifnya secara sepihak.Tindakan ini tentu saja akan memberatkan para konsumen pengguna jasa angkutan.Untuk mengatasi masalah tersebut pemerintah bersama para asosiasi pengusaha angkutan melakukan penyesuaian tarif angkutan umum dengan menetapkan tarif resmi bagi para pengusaha bus kota,angkutan kota dan taksi.

d.      Masalah monopoli

Praktik monopoli akan mengakibatkan penguasaan pasar terhadap barang atau jasa tertentu yang dihasilkan oleh satu perusahaan.Praktik monopoli seringkali merugikan masyarakat dan konsumen.Di samping itu,monopoli akan mempersempit peluang usaha bagi masyarakat lain sehingga kuranng menumbuhkan semangat berwirausaha masyarakat.Perusahaan yang melakukan praktik monopoli seringkali mempermainkan dan menetapkan harga tanpa mempertimbangkan kelompok masyarakat yang memiliki usaha sejenis.Hal ini akan menghancurkan para pesaing.Untuk menghindari kegiatan praktik monopoli,pemerintah membuat peraturan yang mengatur tentang kegiatan usaha agar menumbuhkan iklim usaha yang sehat bagi masyarakat,yaitu UU No.5 tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.

e.       Masalah distribusi

Jalur distribusi barang dan jasa yang panjang akan mengakibatkan tingkat harga barang menjadi tinggi dan mahal ketika sampai ke tangan konsumen.Untuk itu,beberapa upaya telah dilakukan oleh pemerintah atau swasta untuk memperpendek jalur distribusi sehingga harga barang ketika sampai ke tangan konsumen tidak mahal.


No comments:

Post a Comment