Tugas Softskill Ekonomi Koperasi# 3
SIAPKAH KOPERASI MENGHADAPI ERA GLOBALISASI?
Berkali-kali negeri ini diguncang badai
perekonomian yang memprihatinkan. Laju kemiskinan terus meningkat, tingkat kesejahteraan
semakin menurun. Bahkan jika boleh dikatakan, Indonesia sebenarnya bukan negara
berkembang, melainkan negera miskin. Dari sinilah, peran koperasi dalam
membangun perekonomian menjadi penting. Ekonomi rakyat yang mampu menjawab
tantangan perekonomian negeri: koperasi.
Meski disebut sebagai “soko guru
perekonomian bangsa Indonesia”, bukan berarti koperasi lepas dari polemik dan
pasang surut. Apalagi sekarang koperasi dihadapkan pada fakta globalisasi yang
kehadirannya menjadi hal yang menakutkan. Lebih dari itu, globalisasi merupakan
“ancaman” yang serius bagi keberlangsungan koperasi.
Dikatakan
“ancaman” karena globalisasi bersifat melintas batas wilayah dan negara,
kekuasaan pasar ada di genggaman konsumen (demand driven), teknologi
dengan mudah ditiru dan konsumen mulai mengiblatkan diri pada harga yang
berimbas pada munculnya pesaing-pesaing asing dengan biaya yang lebih murah.
Bisa dilihat bagaimana Jepang melakukan penetrasi pasar di Amerika. Atau Cina
dengan keunggulan kompetitifnya mulai ditakuti Indonesia yang ditandai dengan
ekspansi besar-besaran produk Cina dengan harga murah.
Kesulitan Merespon Globalisasi
Tak
hanya di Indonesia, di tempat lain, negara-negara juga sering menemukan
kesulitan untuk merespon globalisasi. Mereka kesulitan menyelesaikan barang
yang diproduksi dengan teknologi modern di luar negeri, kesulitan bersaing dan
ketika berhasil memproduksi barang kompetitif, mereka kesulitan menemukan pasar
komoditas di luar negeri. Pada saat yang sama, mereka kesulitan mendapat akses
modal yang diperlukan. Sementara jika terus-menerus impor, akan berimbas pada
hancurnya pekerjaan: tidak bisa menciptakan lapangan pekerjaan baru.
Hingga hari ini, koperasi identik
dengan usaha kecil, orang kecil, modal kecil, hal ini bukan kesalahan dan
kegagalan koperasi untuk tampil sebagai pelaku ekonomi utama, akan tetapi
kesalahan terletak pada sistem perekonomian kapitalis yang dikembangkan selama
ini. Ekonomi konglomerasi diberi peran utama, sedangkan koperasi diberi peran
sebagai aktor figuran di pentas ekonomi nasional. Koperasi direkayasa dan
dipaksa, seolah-olah ada, tapi sebenarnya tak berdaya dan tidak diberi
akses yang luas.
Dari realitas yang ada, koperasi belum
begitu berkontribusi pada ekonomi bangsa. Koperasi jarang diidentikkan dengan
kekuatan besar yang mampu mengantarkan kesejahteraan para anggotanya secara
adil dan berkelanjutan seiring tuntutan perubahan dan persaingan di era
globalisasi.
Mencermati perkembangan perkoperasian
kita di era pasar bebas, koperasi harus segera mereformasi dirinya,
membangun kekuatan agar mampu berdiri sejajar dengan korporasi-korporasi raksasa
di era globalisasi. Untuk itu, sudah saatnya koperasi harus dilibatkan dalam
setiap perencanaan dan pelaksanaan strategi pembangunan jangka panjang di
Republik Indonesia. Misalnya, akumulasi modal usaha koperasi melalui
pelaksanaan kebijakan pemerintah; koperasi dilibatkan dalam pelaksanaan usaha
strategis dan sektor usaha skala besar. Sektor-sektor usaha yang sangat penting
bagi upaya menyejahterakan rakyat, seperti industri, manufaktur, perdagangan,
jasa, perbankan, telekomunikasi, angkutan atau transportasi, dan jasa
distribusi, perlu dikelola melalui koperasi-koperasi rakyat.
Format baru
Globalisasi
benar-benar mengubah dunia menjadi desa besar (global village) dengan
arus barang, jasa, uang dan tenaga kerja yang hampir tidak ada batas antar
negara. Sehingga konsekuensi logis yang muncul, koperasi menghadapi pesaing
yang lebih banyak bukan saja perusahaan lokal dan nasional, tetapi perusahaan
dari segala penjuru dunia.
Dengan
begitu, tak bisa dipungkiri lagi, koperasi harus mencari format, konsepsi dan
praktek manajemen baru yang relevan dengan situasi globalisasi. Sebab jika
tidak bisa mengikuti standar baru, koperasi akan menemui kesulitan dalam
perkembangannya. Karenanya, koperasi perlu menganalisis pasar, mengenali
peluang, memformulasikan strategi pemasaran, dan mengembangkan taktik serta
tindakan spesifik. Namun yang patut menjadi perhatian adalah koperasi mutlak
memberi pelayanan yang konsisten dengan visi, misi dan tujuan yang
diformulasikan bersama.
Dengan
format baru yang dinamis, koperasi menjadi adaptif dan tidak terasing dari
kancah internasional, atau bahkan tidak tersingkir dari gelanggang persaingan
pasar yang mendunia, free trade. Namun demikian, prinsip, karakteristik
dan identitas koperasi yang mengindonesia harus dipertahankan. Dari aspek
tradisional, corak koperasi Indonesia perlu dipertahankan untuk kemudian
disenyawakan dengan aspek modern yang menjadi karakter globalisasi. Sehingga
sintesa yang dihasilkan mampu menjadi koperasi tangguh, mampu menjawab
tantangan globalisasi untuk membangun perekonomian negeri. Jika koperasi setia
pada jati dirinya, koperasi dapat berhasil menjawab tantangan globalisasi.
Peluang
Sebagai
fakta tak terbantahkan, globalisasi tidak harus disambut negatif. Karena pada
taraf tertentu, globalisasi justru menghadirkan peluang besar bagi kemajuan
koperasi. Misalnya persaingan global dihadapi secara kreatif menjalankan usaha
dengan optimalisasi sumber daya, low budget high impact. Salah
satunya dengan internet, koperasi bisa promosi dan memperluas pemasaran lintas
negara secara murah.
Koperasi
bisa memanfaatkan peluang yang ditawarkan globalisasi. Antara lain adalah
dengan menjual produk di pasar internasional, menyambut investasi dari seluruh
dunia, memanfaatkan “teknologi global” untuk membuat langkah besar dalam
menutup kesenjangan yang memisahkan industri maju dari negara-negara miskin.
Bagi Indonesia, jelaslah bahwa implikasi dari perdagangan
bebas ini adalah pentingnya upaya untuk membuka ketertutupan usaha, peluang,
dan kesempatan, terutama bagi usaha koperasi yang menjadi salah satu pola usaha
ekonomi rakyat. Hal ini menjadi sangat penting karena produk yang dihasilkan
dari Indonesia harus berkompetisi secara terbuka tidak hanya di pasar dalam
negeri, melainkan juga di luar negeri/pasar internasional.
Mendatang,
dunia diperkirakan mengalami krisis energi yang luar biasa. Dunia mulai
berpaling pada sumber energi alternatif seperti minyak biji jarak, singkong,
aren, tebu, minyak sawit, dan berbagai tanaman yang melimpah ruah di Indonesia.
Pada momen ini, koperasi harus turut ambil kesempatan sebagai bentuk keunggulan
koperasi Indonesia dalam memasok kebutuhan energi dunia. Dan pada tahap ini,
bukan mustahil koperasi menjadi mercusuar perekonomian negeri, kiblat dan soko
guru perekonomian bangsa Indonesia yang sejati. Dengan demikian koperasi bisa
membuktikan diri siap menghadapi era globalisasi.
No comments:
Post a Comment