Saya berani jamin dari sekian
banyak manusia yang baca artikel ini (khususnya yang muda-muda) pasti salah
satu, atau salah dua, atau salah banyak, punya impian untuk bisa berdiri di
panggung bakat... mengeluarkan bunyi dari kerongkongannya... dilirik produser
rekaman... dapat kontrak rekaman... jadi bintang rekaman... lalu sukses dan
nge-“hits” dimana-mana—entah
solo, atau duet, atau trio, atau empatpuluhdelapano.
Konkrit dari panjangnya antrian audisi-audisi
pencarian bakat, membludaknya unggahan video-video “cover” dan lagu original
buatan sendiri di situs web video-sharing macam Youtube,
sampai kamar mandi yang menggema setiap sedang mandi. Ngaku! Hehe.
Mungkin pertanyaan ini pernah
menggantung di benak kalian-kalian yang niatnya sudah terlalu bulat bak kepala
doraemon, yang sudah menjajal dari kamar mandi, unggah video sampai audisi
beneran, tapi belum nge-“hits” juga:
“KOK SUSAH
BANGET YA???”
(sambil
jongkok di rel kereta)
Well, ya memang begitu adanya.
Susah. Gerak industri musik sangat cepat, susah ditebak, dan penuh persaingan.
Selera musik berganti, lagu hit menjadi basi, lalu digantikan dengan selera dan
teknologi terbaru.
“Para promotor musik ‘selalu mencari suara baru yang keren’”. — Kelli S. Burns, pakar media-sosial.
Mengubah “suara” menjadi hit tidak gampang.
“Banyak anak muda mengimpikan jadi bintang rekaman, . . . tetapi jalan untuk mewujudkan mimpi mendapatkan kontrak rekaman sering kali panjang dan keras”. — Sebuah buku panduan industri.
Susah, kan? Hehe.
Tapi kenapa artis-artis pendatang baru
yang berhasil tenar kelihatannya tidak kesulitan menciptakan lagu-lagu
nge-“hits”, ya? Bahkan beberapa dari lagu mereka berhasil bertengger di deretan
tangga lagu teratas selama berminggu-minggu... KOK BISA?
“Kelihatannya”. Padahal sebenarnya
cukup sulit juga, lho. Ada tahapan-tahapan yang harus mereka lalui. Kalau ada
yang niatnya bulat buat jadi pendatang baru di industri musik, ada baiknya
disimak. Hehe.
MENGUBAH KATA MENJADI MUSIK
Penulis lagu (1) menulis lirik yang menyentuh emosi—menggemakan
harapan, mimpi, dan perasaan terdalam orang-orang. Pastinya butuh tema yang
“greget” supaya menarik. Tema apa yang paling disukai? Bisa tebak sendiri lah
ya... CINTA. Hampir semua “hits” yang menempati tangga lagu teratas bertemakan
cinta. Nah, setelah menentukan tema untuk lagunya, penulis lagu berupaya
menciptakan sepenggal melodi yang mudah diingat dan melekat di benak.
Butuh contoh? Hmm... kira-kira lagu
yang “brain-sticking” itu yang
seperti ini:
Never
mind
I'll find someone like you-u-u-uu~
I wish nothing but the best for you toooo~~
"Don't forget me," I begged
"I'll remember," you said
"Sometimes it lasts in love
But sometimes it hurts instead."
Sometimes it lasts in love
But sometimes it hurts instead,
Yeaaah~~~
I'll find someone like you-u-u-uu~
I wish nothing but the best for you toooo~~
"Don't forget me," I begged
"I'll remember," you said
"Sometimes it lasts in love
But sometimes it hurts instead."
Sometimes it lasts in love
But sometimes it hurts instead,
Yeaaah~~~
Kira-kira begitu lah ya. Lirik
berpadu dengan melodi yang brain-sticking,
it does really matter. Buktinya nge-“hits” sekali lagu tante Adele ini,
bukan?
Berikutnya, penulis lagu biasanya membuat demo atau contoh rekaman
lagu itu. Demo tersebut disodorkan kepada para eksekutif perusahaan rekaman
untuk direview. Kalau mereka merasa
lagu tersebut bakal laku, mereka akan menawari sang penulis lagu kontrak rekaman (2). Sebaliknya, kalau
mereka merasa lagu tersebut akan susah laku (mungkin karena ia tidak terkenal,
atau suaranya *ehem* tidak terlalu bagus), mereka mungkin membeli lagu itu
untuk selanjutnya dinyanyikan oleh artis yang sudah tenar.
MASUK DAPUR REKAMAN
Sekarang masuk ke tahap perekaman
(3). Pada tahap ini perlu ada pengawasan. Biasanya perusahaan rekaman
menyewa seorang produser kawakan untuk mengawasi jalannya proses rekaman.
Produser inilah yang menentukan gaya dan lagu. Produser juga menyewa dan
mengawasi studio rekaman, penata musik, penyalin partitur, musisi, penyanyi
latar, teknisi perekaman, dan perlengkapan yang diperlukan.
Singkatnya, produser adalah seksi sibuk dalam tahap ini.
Semua harus diawasi supaya produk yang dihasilkan nanti berkualitas dan laku
dijual.
Umumnya, semua diawali dengan pembuatan master rekaman digital (4). Bagian-bagian yang terpisah harus
disatukan. Sering kali diawali dengan drum, gitar, bas, dan kibor (keyboard). Kemudian, vokal penyanyi
utama, vokal penyanyi latar, instrumentalia solo, dan berbagai bunyi efek
khusus ditambahkan dan digabungkan.
PEMASARAN
Untuk mempromosikan produknya, perusahaan rekaman kerap
menggunakan cara-cara berikut:
Video Musik
⇨ Film
berdurasi tiga sampai lima menit ini memberi para artis publisitas, yang
biasanya menyajikan cerita sesuai dengan tema lagu yang diangkat. Mungkin juga
menyajikan cuplikan konser langsung yang riuh. Pemasaran dengan cara ini sangat
menguntungkan perusahaan rekaman.
Pertunjukkan
langsung
⇨ Album baru sering dipromosikan lewat tur dan
konser. Dalam negeri maupun sampai ke luar negeri. Album rekaman biasanya laku
keras dengan pemasaran seperti ini.
Situs Web
⇨ Situs web
pribadi yang dibuat oleh kebanyakan artis biasanya memuat sample musik yang
lengkap, foto, video, blog probadi, jadwal konser, serta tautan ke klub
penggemar, dan yang paling utama, toko musik di Internet.
*Tidak, tidak ada maksud promosi tante Adele
sama sekali. Nge-fans pun tidak. Hanya sekedar contoh saja :) . hehe.*
Nah, kalau semua tahapan diatas sudah
dilakukan, tinggal menunggu para penikmat musik “mengeksekusi” lagu tersebut.
Penentuan “hits” tidaknya sebuah lagu berada di tangan para penikmat musik. Jadi
kalau kalian menciptakan lagu, atau sekadar meng-cover, buatlah itu se-greget mungkin. Karena begitu sampai di
telinga kami, para penikmat musik, dan lagunya dirasa tidak enak, ya siap-siap
saja jongkok di rel kereta. Tapi kalau lagunya dirasa enak, BAM! Jangan kaget kalau kalian
bisa tiba-tiba mendadak nge-“hits” :)
No comments:
Post a Comment